Membaca kabar buruk seperti
ini sangat membangkitkan kemarahan. Terutama saat ada kabar seorang mahasiswi Islam
(dalam berita ditulis mahasiswi sunni, namun saya sengaja menggantinya dengan
Islam) yang akhirnya murtad pindah agama dan diperistri oleh seorang syi'ah
gara-gara menantang debat tapi ia kalah.
Saya sangat yakin
seyakin-yakinnya bahwa mahasiswi malang tersebut telah salah langkah dari
awalnya. Dan itu karena kebodohan terhadap dua hal.
Pertama, ia bodoh karena
telah
dengan sukarela dan percaya dirinya menantang berdebat tentang urusan
yang memang sangat berat, yaitu fitnah agama syi'ah sedang ia tak punya cukup amunisi.
Maka sungguh benar peringatan Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam haditsnya:
"Janganlah kalian
berharap bertemu musuh. Dan mintalah keselamatan kepada Allah. Dan jika kamu
bertemu dengan mereka maka bersabarlah. Ketahuilah bahwa Surga ada di bawah naungan
pedang."
Lalu beliau berdo'a :
"Wahai Zat Yang
menurunkan Kitab, Yang memperjalankan awan, Yang menaklukkan pasukan musuh,
kalahkanlah mereka dan menangkanlah kami atas mereka" [Shahih Bukhari 2861]
Hadits ini sangat jelas bahwa
sekuat dan sesiap apa pun diri dan amunisi kita, tetap saja yang lebih baik
adalah tidak usah berharap bertemu dengan musuh. Sebab boleh jadi harapan kita
tak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
Namun jika suatu saat kita terjebak
bertemu dengan mereka, maka nasehat Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah
bersabar dalam menghadapinya dan jangan lupakan selalu berdo'a agar Allah
memenangkan kita dan mengalahkan musuh kita.
Saya sendiri pun pernah
beberapa kali terjebak berhadapan dengan mereka dalam adu argumentasi. Demi
Allah, setiap kali saya akan menanggapi serangan mereka adalah dengan berdo'a :
اللهم إن كنت على الحق فأعني اللهم هذا عدوك جاء بالباطل
فأبطله
"Ya Allah apabila hamba
ada di atas kebenaran maka bantulah hamba. Ya Allah ini ada musuh-MU datang
dengan membawa kebatilan maka rusakkanlah."
Do'a di atas tidaklah ma'tsur dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
jadi silakan siapa saja bisa berdo'a dengan redaksi masing-masing.
Yang juga sangat penting adalah selalu menambah ilmu dan bertafaqquh tentang
agama yang dimuliakan oleh Allah ini, yaitu Islam.
Dan tak kalah pentingnya adalah sabar dan antusias dalam mengalahkan
mereka dengan banyak membongkar kitab-kitab dan fatwa-fatwa sesat syi'ah. Mencari
banyak referensi dan mempelajari cara-cara Ulama Islam dalam mendebat mereka. Sangat banyak di situs-situs terutama
debat langsung yang didokumentasikan seperti halnya kita temukan di youtube. Bagaimana
pun juga orang syi'ah selalu mengatakan kepada para penyerangnya:
"Kenapa kalian
menganggap syi'ah seakan lebih berbahaya dari pada Yahudi dan Kristen?"
Ketahuilah, justru pertanyaan
inilah yang menunjukkan bahwa syi'ah lebih berbahaya dari Yahudi dan Kristen.
Sebab mereka bisa mendengkur satu selimut dengan kita, padahal ia penyamun.
Saat kita merasa nyaman dengan tidur mendengkur satu selimut dengan mereka,
maka itulah detik terakhir kehidupan kita.
Kedua, ia bodoh tentang
ajaran sesat syi'ah sehingga ada prasyarat batil saat keduanya akan beradu
pendapat. Bila ia mengerti tentang agama syi'ah niscaya tidak akan menerima
syarat yang kalah harus pindah ke syi'ah. tidak ada satu pun Ulama Islam yang menghalalkan
syarat yang haram ini, sebab murtad berarti kafir, bila ia mati dalam keadaan
kafir maka tidak ada lagi ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Jadi, sekedar berbagi nasehat
kepada teman-teman kaum muslimin lainnya, fitnah agama syi'ah sangatlah
membahayakan. Ia akan menjadi musuh yang sangat menyulitkan bagi umat Islam,
apalagi melihat grafik antusiasme kaum muslimin dalam belajar dan menuntut ilmu
agama secara umum yang sangat rendah baik kualitas dan kuantitasnya, hingga
seringkali terasa diabaikan dan dianggap tidak penting.
Sungguh tidaklah penting
siapa nanti yang akan menolong agama Allah ini, dari kelompok mana dan
mazhabnya apa. Sebab yang terpenting adalah ada apa tidak orang yang
menolongnya, dan apakah kita termasuk yang menolongnya, atau kita malah
termasuk orang yang membutuhkan pertolongan karena sudah terjangkit kanker
syi'ah stadium 7. Wallahul Musta'aan.
Fairuz Ahmad.
Bintara, sore menjelang maghrib di hari ganjil 27 Ramadhan 1434 H./5
Agustus 2013 M.
Sumber yang memuat berita tentang musibah dalam agama :