Kamis, 12 Desember 2013

Hikmah Ihtisaban

Sepertinya ada satu pelajaran penting dari kata "ihtisaban" yang diungkapkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam beberapa haditnya terkait dengan ibadah.

Shalat harus dilaksanakan dalam rangka ihtisaban, juga puasa, zakat, haji, jihad dan ibadah-ibadah lainnya termasuk ibadah ghairu mahdhah.

Seandainya ibadah-ibadah itu dilakukan tidak dalam rangka ihtisaban yaitu hanya mengharap redha Allah semata, pastilah ibadah-ibadah itu hanya berdampak pada lelahnya jiwa dan fisik seseorang.


Sebab semua ibadah itu tentulah memiliki fungsi masing-masing. Dan fungsi-fungsi itulah yang hanya dapat diraih melalui pintu ihtisab. Dan Allah hanya akan memberikan kemampuan ibadah-ibadah tersebut untuk menjalankan fungsinya saat Dia redha terhadap hamba-hamba-NYA yang beribadah dengan ihtisab.

Shalat akan berfungsi mencegah perbuatan keji dan mungkar.

Puasa akan berfungsi meningkatkan ketakwaan seseorang sebab puasa melemahkan hawa nafsu.

Zakat dan sedekah akan berfungsi meningkatkan kesucian jiwa, sedang kesucian jiwa akan memupuk rasa rendah hati pada sesama.

Jihad akan membangkitkan jiwa solidaritas dan perhatian terhadap sesama saudara seiman.

Begitulah seharusnya ibadah-ibadah itu menjalankan fungsi masing-masing. Namun saat ia dilaksanakan hanya sekedar gerak dan penampilan, maka ia hanya akan merubah fisik yang sehat menjadi sakit, jiwa yang segar menjadi letih, dan perasaan lapang menjadi sempit.

Oleh karena itu, bilamana ibadah-ibadah yang telah kita lakukan belum menjalankan fungsi-fungsinya sebagaimana mestinya, maka boleh jadi kita tak sadar belum mengiringinya dengan ihtisab.

Dan tanda kita belum ihtisab adalah makin letihnya fisik dan melemahnya jiwa saat harus bertemu kembali dengan kewajiban-kewajiban ibadah berikutnya.

Sekedar pengetahuan bagi kita semua bahwa kata ihtisab berasal dari kata dasar hasaba, hasiba dan juga hasuba. Hasaba secara bahasa berarti menghitung, sedang hasiba berarti mengira, meski dalam penggunaannya kedua kata itu seringkali memunculkan makna-makna lain tergantung konteks kalimat saat kedua kata itu digunakan.

Dan seluruh makna dari hasaba dan hasiba ternyata selalu bisa dikaitkan dengan tujuan ibadah dalam rangka meraih dan menjalankan fungsinya.

Bukankah makna menghitung dan menghargai, ... Terkait dengan ibadah?

Fairuz Ahmad.

Bintara, 6 Syawal 1434 H./ 12 Agusutus 2013 M.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar