Apakah yang terpikir oleh kita tatkala mendengar
harta karun, atau ada di antara tetangga kita yang tiba-tiba menemukan harta
karun? Pastilah timbul berbagai macam perasaan, mulai penasaran seperti apa
harta karunnya dan sebesar apa ukurannya, senang saat melihatnya, dan bahkan
mungkin timbul rasa iri bila ternyata yang mendapatkan harta karun itu adalah
orang lain dan bukan kita. Atau mungkin ada juga yang merasa iri namun rasa
irinya diselimut senyuman tebal-tebal. Itulah sebenarnya ungkapan jujur hati
manusia. Jujur dengan kejujurannya dan juga jujur dengan ketidakjujurannya.
Semua dari kita pastilah ingin mendapatkan harta
karun bila ternyata ia begitu bernilai dan berharga. Dan siapakah dari kita
yang tak mau mendapatkan harta karun?
Namun tahukah kita bahwa ada sebongkah harta karun
yang apabila kita mampu menemukannya, maka kita akan mendapati di bawah
bongkahannya ada harta karun melimpah sebesar gunung. Bahkan jauh lebih besar
dari gunung. Mungkin sebesar bumi itu sendiri. Tidak, tapi ia sebesar dan
seluas bumi dan seluruh langitnya. Harta karun apakah itu?
Harta karun tersebut tak lain dan tak bukan adalah
istighfar. Lalu kenapa ia bisa sebesar bumi dan seluruh langitnya? Ya, sebab
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengabarkannya kepada kita:
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari
Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa."[1]
Itulah harta karun yang akan kita dapatkan bila
kita sudah mampu menemukan bongkahan atasnya. Lantas apa bongkahan atasnya yang
harus mampu kita temukan? Maka simaklah janji Allah yang disampaikan oleh
seorang nabi-NYA, Nuh alaihissalam:
"Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah
ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya
Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta
dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di
dalamnya) untukmu sungai-sungai."[2]
Lalu, bagaimana caranya agar kita mampu menemukan
bongkahan kecil itu? Sulitkah ia atau malah semudah apakah caranya? Ternyata meski
hanya sebongkah, sangatlah sulit kita menemukannya, sebab kita harus meminta
kepada Zat Yang Maha memberi. Dan kesulitannya adalah karena kita tidak mau
meminta kepada-NYA.
Ikrimah berkata,
"Sesungguhnya Allah Ta'ala mengeluarkan
seorang lelaki dari surga dan mengeluarkan seorang lelaki dari neraka lalu
memerintahkan berdiri di hadapan-NYA. Kemudian Dia berkata kepada lelaki yang
dari surga,
"Wahai hamba-KU bagaimana menurutmu tentang
tempat tinggalmu di surga?"
Maka ia menjawab,
"Sebaik-baik tempat sebagaimana dikatakan
oleh orang-orang."
Lalu ia menyebutkan istri-istrinya dan apa saja
kenikmatan yang ada di dalamnya. Kemudian Allah berkata kepada lelaki yang dari
neraka,
"Wahai hamba-KU bagaimana menurutmu tentang
tempat tinggalmu di neraka?"
Maka ia menjawab,
"Seburuk-buruk tempat sebagaimana dikatakan
oleh orang-orang."
Kemudian ia menyebutkan
kalajengking-kalajengkingnya, ular-ularnya, lebah-lebah penyengatnya, dan
bermacam-macam siksaan yang ada di dalamnya. Lalu Tuhannya berkata padanya,
"Hai hamba-KU apa yang akan kau berikan
pada-KU jika Aku memaafkanmu dari neraka?"
Maka ia menjawab,
"Wahai Tuhanku aku tidak mempunyai apa-apa
untuk kuberikan pada-MU."
Lalu Tuhannya berkata,
"Seandainya kamu memiliki satu gunung emas,
apakah kamu mau berikan pada-KU lalu Aku memaafkanmu dari neraka?"
Ia menjawab, "Ya."
Maka Tuhannya berkata,
"Kamu bohong. Dahulu di dunia Aku telah
memintamu sesuatu yang lebih ringan dari gunung emas, Aku dulu memintamu agar
kamu berdo'a kepadaku untuk Aku kabulkan, agar kamu meminta ampun kepada-KU
untuk Aku ampuni, dan agar kamu meminta kepada-KU untuk Aku beri, sedang kamu
pergi berpaling dariku."[3]
Fairuz Ahmad.
Bintara, 27 Dzluqa'dah 1434
H./ 3 Oktober 2013 M.
-----------
Catatan:
[1] QS. Ali Imran : 133.
[2] QS. Nuh : 10-12.
[3] Abu Nu'aim, Hilyatul Auliya wa Thabaqatul
Ashfiya (3/332).