Minggu, 29 Desember 2013

Lembar Kenangan Dr. Nezar Rayyan Semasa Berjihad Di Gaza [2]

Kisah lanjutan "Hari-hari jihad bersama DR. Nezar Rayyan"

Oleh : Baraa Nezar Rayyan

----------------
Saya pernah bertanya kepada ayah:

"Kenapa ayah tidak pernah mengingat Ibrahim (saudara saya yang melakukann aksi bom syahid pada tahun 2001)?"

Beliau menjawab:

"Dia adalah bagian dari amal-amalku, sekiranya aku mengingatnya, aku takut pahalaku berkurang saat hari pertemuanku dengan Allah!"
Lalu beliau melanjutkan:

"Kalau begitu kamu saja yang mengingatnya!"
-------------
Suatu kali beliau pernah berkata kepada saya:

"Demi Allah wahai Baraa', tidaklah aku melihat orang-orang yang mengingnkan akan suatu hal kecuali jiwaku akan merelakannya, dan aku akan membiarkan hal itu di jalan Allah."

Alangkah besar jiwanya.

-------------
Salah satu anak beliau pernah bertanya :

"Kenapa ayah mundur dari pencalonan anggota dewan?, di sana ayah digaji seumur hidup ayah."

Beliau langsung menjawab:

"Sungguh aku melihat, adalah diriku lebih besar sebelum kalimat tersebut.
Keduanya (usia dan rezekiku) ada di tangan Allah!"

-------------
Kami pernah menyalakan TV untuk melihat kabar berita, lalu ada kabar yang membuat beliau sangat gembira saat melihat beberapa negara Arab dan juga kaum muslimin melakukan aksi solidaritas dan berkorban untuk Gaza, seakan-akan beliau melihat dengan cahaya Rabbnya tentang berita gembira akan kembalinya kehidupan umat. Saat itu beliau langsung berkata:

"Sungguh kami ridha dengan kematian demi kehidupan umat."

Beliau pun meninggal, dan sekarang insya Allah geliat kehidupan umat pun mulai nampak.

-------------
Suatu hari ada tetangga kami yang hendak menjual rumahnya, maka saudara saya, Bilal segera menemuinya untuk membelinya, mereka kemudia melakukan tawar-menawar harga dan kemudian sepakat untuk jual-beli.

Lalu Bilal memberitahu ayah, dan ayah bertanya:


"Kenapa ia ingin menjualnya?"

Bilal menjawab:

"Ia sedang butuh, dan ingin mengganti rumah yang lebih murah."

Ayah berkata:

"Jangan teruskan jual-belimu, tanyakan kepadanya berapa ia butuh uang?"

Setelah ditanyakan, maka ayah memberi uang kepadanya.

Terjemahan oleh : Fairuz Ahmad.

Bintara, 2 Syawal 1434 H./ 9 Agustus 2013 M.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar