"dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi
Allah-lah yang melempar"
Seorang manusia kadang ada yang mirip mainan mobil-mobilan. Mainan yang dibuat oleh pembuatnya dengan sangat
menarik. Warna-warni yang mencolok. Aksesoris yang memikat. Dan juga keterangan dan kemasan yang mampu mencuri
minat.
Kadang karena hal-hal yang disengaja
dibuat menarik itulah seorang anak akhirnya tertarik untuk memiliknya, meski
kadang orang tua juga ada yang tertarik untuk membelinya. Bukan karena butuh. Tapi
lebih karena penampilan yang memikat mata.
Namun yang pasti, bila mainan
mobilan tersebut dapat bergerak dengan tenaga baterei, maka ia akan lebih
menarik lagi bagi anak-anak tatkala ada batereinya. Dan bila batereinya habis
atau hilang, maka ia akan kehilangan daya tarik utamanya.
Mainan itulah yang seringkali membuat senang dan bahagia seorang bocah
kecil. Dan memang membahagiakan anaklah fungsi utamanya. Ia mampu mengembangkan tawa sang anak, dan dapat
pula menghentikan tangisnya. Kadang ia mampu membuat anak menjadi penurut dan
menghentikan kebandelannya, sebab saat itu ia telah menemukan kebahagiaannya.
Ya, mainan itu telah menjalankan fungsinya, meskipun saat menjalankan fungsinya
ia selalu memerlukan baterei. Bila tidak ada baterei maka ia kurang maksimal
menjalankan fungsinya untuk membahagiakan seorang bocah.
Dan terkadang seorang manusia
yang meskipun pada dasarnya telah diciptakan sempurna oleh Allah Subhanahu wa
Ta'ala, nampak berperilaku layaknya mainan mobilan. Ia dapat membahagiakan
orang lain saat ada batereinya. Bila tak ada baterei maka ia kurang maksimal
membahagiakan orang lain, apalagi saat hilang batereinya sama sekali.
Di antara baterei yang dapat
menggerakkan manusia mainan adalah baterei uang. Dan ini adalah seutama-utama
baterei, bahkan mungkin suatu saat menjadi satu-satunya bentuk baterei yang
paling dicari.
Baterei uang inilah yang mampu menggerakkan bibir manusia mainan untuk
tersenyum. Bahkan sekedar senyum untuk orang-orang terkasih yang ada di
dekatnya sekalipun. Contoh dalam hal ini sangatlah banyak. Dan yang paling
layak dicontohkan adalah kehidupan rumah tangga. Seorang istri yang mampu mengembang
senyum buat suaminya sebab baterei uang baru terpasang. Secepat kilat baterei
itu dapat menghentikan marah-marahnya, cerut-cembetutnya, kusut-mengkerutnya,
dan juga gondok-gondokannya. Lalu baterei itu menggerakkan seluruh perasaan cintanya
dan gerak fisiknya menjadi wanita shalehah sapanjang masa. Ya, sepanjang masa
batereinya. Ia menjadi penyabar, sebab baterei telah membuatnya sabar. Ia
menjadi penurut, sebab baterei telah membuatnya tunduk dan patuh. Ia pun menjadi
penyejuk mata, sebab baterei telah membuat dirinya menjadi penyejuk mata.
Begitu juga dengan seorang suami yang selalu bisa tersenyum buat
istrinya sebab baterei yang selalu terpasang di kantongnya. Ia menjadi periang,
dermawan, penuh kasih sayang dan perhatian, sebab baterei telah membuat dirinya
menjadi suami idaman.
Ia menggerakkan jiwa
kerontang akan kasih sayang menjadi jiwa yang romantis dan penuh perhatian.
Bukankah sangat banyak contoh dari segarnya jiwa setelah baterei uang
terpasang, setelah sebelumnya mati kurus kerontang tak mampu menampakkan kasih
dan sayang.
Baterei itu pun dapat
membasahkan mata manusia untuk kemudian menumpahkan air matanya. Sebab tidak
semua tangisan dapat keluar kecuali bila baterei uangnya ada. Maka lihatlah
para peratap kematian yang ratapannya berstatus disewakan.
Ia pun dapat membangkitkan
semangat belajar, membaca, menulis, berceramah, bersosial, berkompromi,
berkawan dan berlawan sampai dengan berjuang. Sebab bila baterei uang telah
ada, maka apa yang mesti dijadikan permasalahan?
Bukankah ada banyak anak-anak
yang dapat menjadi pintar setelah ia bersekolah yang membutuhkan puluhan bahkan
ribuan baterei uang.
Bukankah banyak mahasiswa
yang mendapatkan tempat kuliah favorit untuk menjadi pintar, meski itu
menurutnya, setelah jutaan baterei uang terpasang.
Bahkan sangat banyak contoh
anak-anak yang menjadi shaleh dan shalehah berilmu agama sekaligus hafal
Alquran, sebab orang tuanya memiliki persediaan ribuan baterei uang untuk menjadikan
anak-anaknya shaleh dan shalehah, penghafal Alquran dan berilmu agama.
Baterei itu pun dapat melecut
semangat seorang anak manusia untuk meraih prestasinya. Sebab ia tahu di balik
prestasi yang ia raih nanti telah menunggu hadiah-hadiah yang membahagiakan
jiwa.
Ia pun dapat memberikan
kepuasan-kepuasan ibadah seseorang dengan pergi menjalankan ibadah di
tempat-tempat yang nyaman, mustajab dan mulia. Sebab di tempat-tempat itulah ia
mampu menghadirkan khusuknya ibadah.
Ia pun dapat merubah
seseorang menjadi pemikir, cendekiawan dan ulama. Sebab menjadi pemikir,
cendekiawan dan ulama memang seringkali membutuhkan baterei-baterei uang yang
tahan lama.
Bila menjadi pasangan suami
istri shaleh dan shalehah, penuh kesabaran dan kasih sayang, saling harga
menghargai, dan saling menjaga hati itu digerakkan oleh tenaga uang, maka
sungguh berbahagialah bagi siapa saja hamba Allah yang sanggup dan mampu
melakukan itu semua tanpa bantuan tenaga uang. Itu artinya ia seorang hamba
pilihan. Sebab tidak semua kebaikan Allah sebarkan kepada setiap hamba-NYA.
Semua atas izin dan kehendak-NYA.
Bila anak-anak mampu
berprestasi di sekolahnya karena tenaga uang, maka sungguh berbahagialah bagi
siapa saja hamba Allah yang sanggup dan mampu membuat anak-anaknya berprestasi
meski tidak harus bersekolah yang memerlukan banyaknya baterei uang terpasang.
Bila anak-anak mampu menjadi
penghafal Alquran karena adanya uang, maka sungguh berbahagialah bagi siapa
saja hamba Allah yang sanggup dan mampu membuat anak-anaknya penghafal Alquran meskipun
tanpa bantuan uang.
Bila mencapai kekhusyukan dan
kenyamanan ibadah harus di dapat di tempat-tempat khusus, jauh, dan berbiaya
mahal, maka sungguh berbahagialah bagi siapa saja hamba Allah yang sanggup dan
mampu menghadirkan khusyuk ibadahnya meski ia tunaikan di musholla sempit atau
bersuara bising. Sebab itu artinya Allah telah memilihnya untuk diberikan
padanya rejeki khusyuk dalam ibadah.
Kadang yang terlupa oleh kita
adalah, bahwa semua yang kita lakukan semata-mata karena usaha kita. Oleh
karena itu banyak dari kita hanya terfokus pada memasang baterei-baterei. Kita
lupa bahwa kita mampu melakukan itu semua atas karunia, rahmat, dan izin Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
Bila Allah tak berkenan
memberi karunia, rahmat dan izin-NYA, maka mustahil seseorang mampu
melakukannya. Maka dari itu, tak semua kemampuan itu diberikan kepada setiap
hamba-NYA. Dia akan memilih siapakah yang layak menjadi hamba terbaik-NYA.
Hingga Dia mampukan atasnya untuk menjadi terbaik tanpa harus setiap saat
memasang baterei-baterei. Sebab kebaikan yang digerakkan oleh baterei-baterei
adalah kebaikan yang berbatas, bermasa usia dan ada kadaluarsanya.
"dan bukan kamu yang
melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar" (Al Anfaal
: 17)
------------------
Fairuz Ahmad.
Bintara, habis subuh 22 Syawal 1434 H./ 29 Agustus 2013 M.
izin share ust.
BalasHapus