Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah wa shallallahu wa sallama ala Nabiyyina
Muhammad wa ala alihi wa shahbihi ajma'in.
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla menurunkan syari'at-NYA
agar supaya kita menerapkannya, bertahkim kepadanya dan agar kita
mengamalkannya dalam urusan kecil maupun besar. Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman :
"Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya),
jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (An-Nisa : 59)
Dan juga ayat-ayat yang berbicara dalam masalah ini pun
sangat banyak. Penerapan syari'at termasuk bagian dari ushulul iman wat tauhid
(pokok keimanan dan tauhid) dimana Allah Azza wa Jalla menjanjikan kebahagiaan
untuk hamba-hamba-NYA di dunia dan akhirat saat mereka menerapkan hukum
syari'at.
Dengan hukum syari'at inilah akan tercapai kesempurnaan
undang-undang tentang keadilan, urusan agama dan juga urusan dunia. Semua
urusan kehidupan dunia dan kehidupan akhirat menjadi lurus dengannya. Dengannya
akan tercapai ketentraman, keamanan, kebebasan yang sempurna dan juga cara
pengaturan yang baik terhadap urusan kekayaan dan masyarakat dengan segala
perbedaan golongan, bahasa dan juga keragaman lainnya.
Dan bagi siapa saja yang masih meragukan hal ini, hendaknya
ia melihat bagaimana kondisi Islam pada abad-abad terakhir saat hukum-hukum
syari'at diamputasi dan melihat kondisinya pada abad-abad sebelumnya dimana
tidak ada sesuatu pun yang paling dijaga dan diperhatikan selain penerapan hukum-hukum
syari'at. Pastilah ia akan melihat sebuah jarak perbedaan yang besar laksana
jarak antara tanah di bumi dengan bintang di langit, sebagaimana untaian
seorang penyair yang berkata :
"Mereka singgah pada suku Hasyim di kota Mekah,
sedang aku singgah di padang pasir yang jauh dari rumah"
Tidakkah kalian lihat para Sahabat radhiyallahu anhum
sesudah wafatnya Nabi mereka shallallahu alaihi wa sallam, justru mampu membuka
banyak kota di negeri-negeri lain serta menyebarkan Islam, iman dan Al-Qur'an
hanya dalam waktu seratus tahun saja, padahal jumlah mereka sedikit,
pelengkapan mereka juga sedikit ditambah lagi dengan sedikitnya harta yang
dimiliki ?
Sedangkan kita sekarang dengan jumlah yang banyak,
perlengkapan yang memadai, sumber daya alam yang melimpah dan kekuatan yang
besar, ternyata itu semua tidak menghasilkan apa-apa kecuali bertambahnya
kelemahan dan lari ke belakang serta kehinaan di mata musuh.
Itu semua disebabkan karena siapa yang tidak menolong agama
Allah maka Allah Azza wa Jalla tidak akan menolongnya. Allah Subhanahu wa
Ta'ala berfirman :
"Hai orang-orang mu'min, jika kamu menolong (agama)
Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Muhammad : 7).
Oleh karena itu
Allah Azza wa Jalla meletakkan urusan kemenangan mereka setelah mereka
menolong-NYA dengan jalan menegakkan ketaatan kepada-NYA dan kepada Rasul-NYA.
Maka barangsiapa yang taat kepada Allah maka Dia akan
menolongnya, dan barangsiapa yang membangkang maka Dia akan menghinakannya.
Allah Azza wa Jalla berfirman :
"Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak
seorangpun yang memuliakannya." (Al-Hajj : 18).
Wahai manusia sekalian, tuntutlah kemuliaan dari sisi Allah
dengan melakukan ketaatan pada-NYA, "Padahal kekuatan itu hanyalah bagi
Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mu'min." (Al-Munafiqun : 8).
Dan janganlah kalian menyusuri jalan orang-orang munafik,
"(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman
penolong dengan meninggalkan orang-orang mu'min. Apakah mereka mencari kekuatan
di sisi orang kafir itu ? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.
"(An-Nisa : 139)
Kita memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar menguatkan
kita dalam ketaatan pada-NYA, dan menjadikan kita faham terhadap agama-NYA.
Oleh: Syeikh Samih Abbas Al-Ghunaimy
Terjemahan: Fairuz Ahmad
Rabu, 25 Rabi'ul
Awwal 1434 H./ 6 Februari 2013 M.