Alhamdulillah acara bedah buku MUI tentang penympangan agama syi'ah
semalam berjalan lancar. Dari 700 peserta mahasiswa Sekolah Tinggi Perikanan yang
hadir saya mencoba bertanya apakah sudah pernah mendengar tentang syi'ah? Saya
bertanya dengan kata "pernah mendengar" agar saya bisa mengetahui
perkiraan selanjutnya. Ternyata yang angkat tangan tidak sampai 50 orang.
Berarti yang pernah mendengar saja hanya 50 apalagi yang pernah mengetahuinya,
atau bahkan mengkajinya, tentunya lebih sedikit lagi.
Tapi syukurlah di antara yang 50 orang itu ada yang lebih tahu sedikit
tentang syi'ah dan sudah berani bersikap tegas dan tidak tertipu saat dulu
pernah ada temannya yang syi'ah berkata kepadanya, "tak usahlah kita
memperuncing perbedaan di antara kita."
Saya sampaikan juga rasa terima kasih kepada pihak FORMAS yang menjadi
fasilitator terselenggaranya bedah buku tersebut. Pada dasarnya mereka adalah
orang-orang yang tergerak jiwanya untuk menghadang laju pergerakan syi'ah.
Meski masih ada kendala, di antaranya yang paling utama adalah para pembicara
yang bisa diajak kerjasama untuk bisa menyediakan waktunya. Insya Allah
kedepannya atas izin Allah tentunya, diharapkan para asatidzah yang memiliki
perhatian khusus terhadap gerakan syi'ah bisa turut serta menjadi pengisi
acara.
Karena sebagian besar peserta baru mengetahui tentang syi'ah, maka saya
bisa pastikan bahwa saya akan melihat mimik-mimik aneh bin ajaib saat mengulas
jeroan agama syi'ah. Dan……..akhirnya
terbukti. Namun betapa sulitnya saya bila harus menggambarkan sekaligus
melukiskan wajah-wajah tersebut disini. Benar-benar sulit. Sebab pada dasarnya
saya memang tak bisa menggambar dan melukis. Jadi harap dimaklumi.
Yang lebih tak terbayang oleh
saya adalah para peserta wanitanya karena memang mereka berada di lantai dua
jadi tak terlihat. Kira-kira saat mengetahui tampilan di layar tentang
riwayat-riwayat dusta tentang dunia esek-esek syi'ah itu bagaimana ya???? Wallahu
A'lam.
Dan saya juga sampaikan
terima kasih kembali kepada FORMAS dan para muhsinin atas hadiahnya sekotak
harta karun berisi 40 eksemplar buku MUI yang insya Allah akan saya bagikan
kepada para mustahiknya. Kebetulan di lingkungan rumah mustahik buku tersebut juga
banyak, pas buat 40 rumah.
Acara sosialisasi dan bedah
buku ini sudah berjalan yang ketiga setelah sebelumnya dilaksanakan di
lingkungan mahasiswa IPDN dan masjid Al Azhar. Semoga Allah berikan kekuatan
agar acara-acara berikutnya dapat berjalan lancar, dan juga kelancaran
rezeki-NYA bagi para muhsinin yang membiayai penerbitan buku yang pada acara
ketiga ini dibagian cuma-cuma sebanyak 700 eksemplar lebih.
Fairuz Ahmad.
Bintara, 17 Muharram 1435
H./21 Nopember 2013 M.