Ia adalah orang beragama syi'ah yang telah
menulis kitab dengan judul yang hampir sama dengan yang ditulis oleh ath-thibrisy,
jika at-thibrisy menulis judul "fashlul khithab fi itsbati tahrifi
kitabi rabbil arbab" maka al-lamirdy menulis dengan judul "fashlul
khithab fi tahrifi kitabi rabbil arbab".
Ia menulis pada bab pertama dengan judul "Al-Qa-iluuna
bit Tahriif", bahwa sahabat Abdullah bin Mas'ud adalah sahabat Nabi
shallallahu alaihi wasallam yang telah melakukan perubahan Al-Qur'an dengan
menghapus dua surat Al-Mu'awwidzatain dan surat Al-Fatihah, sebagaimana riwayat
Imam at-Tahbarany dari jalan Al-A'masy dari Abu Ishaq dari Abdur Rahman bin Yazid
An-Nakha'i berkata bahwa Abdullah bin Mas'ud dahulu telah menghapus Al-Mu'awwidzatain
dari mushafnya dan berkata bahwa keduanya bukanlah termasuk dari Kitabullah.
Lalu sang pendusta ini mengatakan bahwa Imam
Ibnu Hajar sendiri dalam Fathul Bari
menolak pendapat para Ulama yang mengatakan bahwa riwayat Abdullah bin Mas'ud
adalah bohong dan batil dengan mengatakan :
"Adapun melemahkan riwayat-riwayat
yang shahih (tentang Abdullah bin Mas'ud) tanpa adanya sandaran dalil adalah
tidak dapat diterima. Sesungguhnya riwayat tersebut shahih dan mentakwilnya
adalah meragukan… (cet.1 hal.25 cet.1 th.1428 h./2007 m.)
-------
Seandainya al-lamirdy ini orang berakal,
bukan pendusta dan bukan pula pendengki pastilah ia akan jujur dengan penukilan
dan pengutipan pendapat Imam Ibnu Hajar dalam Farhul Bari, dan tidak berhenti
menukil dengan hanya mengambil sepotong kalimat beliau, seakan-akan pendapat beliau telah putus sampai di situ saja. Dan
ini adalah sikap dan watak asli dan resmi para pengikut agama syi'ah, yaitu
berdusta atas nama siapa saja.
Bahwa Imam ibnu hajar mengakui riwayat Abdur
Rahman An-Nakha'i adalah shahih, sebagaimana beliau juga mengutip berbagai
pendapat Ulama terkait status riwayat di atas seperti pendapat Imam Nawawi
dalam Syarhul Muhadzdzab dan Imam ibnu Hazm dalam Al-Muhalla yang mengatakan
bahwa riwayat tentang pengingkaran Ibnu Mas'ud atas Al-Mu'awwidzatain
adalah bohong dan batil, juga pendapat para Ulama yang mencoba memberikan
alasan dan hujjah dengan melakukan takwil terhadap sikap Abullah bin Mas'ud.
Namun beliau memberikan alasan dimana
akhirnya riwayat itu menjadi mentah, sebab beliau mengatakan bahwa cukuplah ijma'
di kalangan Ulama bahwa Al-Mu'awwidzatain termasuk Al-Qur'an. Sebagaimana
mereka sepakat bahwa bacaan Al-Qur'an "Al-Qira-ah Al-Kufiyyah"
yang telah diakui di kalangan umat Islam dan di dalamnya ada Al-Fatihah dan
Al-Mu'awwidzatain tersebut sanad riwayatnya tersambung dari Ashim sampai
Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu.[Juz 10 hal. 375 kitab tafsiril Al-Qur'an
surat qul
a'udzu birabbin naas]
Fairuz Ahmad.
Bintara,
1 Sya'ban 1434 H./ 10 Juni 2013 M.
Catatan
:
"fashlul khithab fi itsbati tahrifi kitabi rabbil arbab" karangan Ath-thibrisy adalah kitab berisi
pendapat, hujjah dan dalil bahwa Al-Qur'an mengalami tahrif atau penyelewengan.
Sedang
"fashlul khithab fi tahrifi kitabi rabbil arbab". Karangan Al-lamirdy
adalah kitab yang menetapkan para Sahabat mulia radhiyallahu anhum sebagai
tersangka dan terdakwa pelaku tahrif, di antaranya adalah Abdullah bin Mas'ud,
A'isyah binti Abu Bakar, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar dan juga tidak
ketinggalan para Ulama seperti Abu Hanifah dan Imam Malik.