Alhamdulillah hari ahad kemarin tanggal 15 Desember 2013 berkesempatan
mengisi acara kajian tentang penyimpangan agama Syi'ah di dua masjid. Pertama
di masjid Darul Muhsinin Kotabaru dan kedua di masjid Subulussalam Bintara.
Di masjid Darul Muhsinin semua jama'ahnya ibu-ibu, jadi peluang
meyakinkan kepada para jama'ah tentang penyimpangan agama Syi'ah sangat mantab,
sebab ada satu materi yang memang saya siapkan secara khusus, spesial dan
istiwema yaitu file berjudul agama cabul, berisi riwayat-riwayat aneh bin ajaib
yang semuanya adalah dusta para kreator agama cabul tersebut. Dan akhirnya
sudah seperti yang saya duga, suara kasuk-kusuk pun berdengung, sambil
mengernyitkan dahi seolah tak percaya ada agama yang demen sekali dengan urusan
kemaluan wanita. Bahkan sudah mempertuhankannya.
Di antara para penanya ada
seorang nenek yang ternyata menurut saya super sekali, tapi lebih pasnya
menurut Mario Teguh. Sepertinya beliau sudah sering membaca atau mendengar
tentang agama Syi'ah hingga beliau bertanya, apa benar kalau Syi'ah sudah kuat
mereka akan melancarkan kembali aksi mereka terhadap umat Islam?
Karena dari pertama saya
sudah siapkan hampir semua tema yang dibutuhkan, maka saya pun buka file
tentang sejarah pengkhianatan mereka terhadap umat Islam yang saya perkuat
dengan bukti-bukti ucapan para ulama kreator agamanya tentang status umat Islam
ahlus sunnah di mata Syi'ah, plus scan dari kitab-kitab mereka agar mereka tahu
bahwa itu bukan dusta sebagaimana kelakuan mereka yang sangat mencintai dusta
dan kebohongan.
Pada saat acara selesai,
beliau menghampiri saya dan ingin sekali mendapatkan buku MUI tentang
penyimpangan Syi'ah, akhirnya saya janjikan beliau hadiah buku. Ternyata
semangatnya memang super sekali karena akhirnya beliau datang ke rumah
mengambil bukunya. Kalah nih yang muda-muda, betul????
Yang tak kalah semangat juga
adalah seorang bapak-bapak pengurus masjid yang bertugas atas kelancaran acara.
Meski duduk di luar masjid ternyata beliau juga sangat serius mengikuti acara.
Dan di akhir acara beliau menyampaikan respek yang luar biasa karena beliau
juga meresahkan ajaran-ajaran agama cabul yang menyimpang itu. Akhirnya beliau
saya hadiahi buku juga.
Memang seharusnya acara-acara
kajian tentang Syi'ah itu juga dibarengi dengan pembagian buku panduan MUI agar
ada bahan bacaan sebagai pegangan diri. Namun apa daya bila apanya ada tapi
dayanya tidak ada. Ya sudahlah.
Sedang kajian yang kedua di
masjid Subulussalam juga ahamdulillah berjalan lancar. Mayoritas bapak-bapak
jadi penekanan bukan pada bab percabulan walaupun juga saya bahas, melainkan
logika-logika bodoh para kreator agama cabul tersebut terkait dengan sejarah
dan para imam-imamnya. Di antaranya adalah tentang imam keduabelas
mereka yang sekarang sedang main petak umpet di gua sirdab. Tidak
tanggung-tanggung, ia ngumpet sudah sejak delapan ratus tahunan yang lalu, dan
sampai sekarang masih betah ngumpet. Lalu saya sampaikan juga tentang logika
bodoh yang selama ini disebarkan kepada para manusia bodoh tentang cinta
ahlulbait. Akhirnya mereka tahu bahwa klaim Syi'ah sebagai pecinta ahlulbait adalah
drum bolong cetar membahana.
Namun pertanyaan yang paling sulit untuk dijawab yang selama ini selalu
terlontar dari para jama'ah adalah bagaimana caranya kita tahu orang tersebut
adalah Syi'ah. Lalu kenapa pemerintah tidak tegas terhadap aliran-aliran
menyimpang padahal MUI sudah menyatakan hal tersebut. Lalu siapa saja
tokoh-tokoh Syi'ah di Indonesia. Lalu bagaimana caranya menangkal ajaran sesat
tersebut agar tidak mewabah ke rumah-rumah mereka. Lalu….apalagi ya, lupa.
Namun ada seorang bapak-bapak, lebih tepatnya seorang kakek yang juga
sangat super sebagaimana pada kajian yang pertama tentang seorang nenek super. Kakek tersebut pernah menjadi seorang
mantan, yaitu mantan pemeluk Hindu. Akhirnya belajar tentang Islam dan juga
sangat antusias saat acara kajian berlangsung. Dan tentunya beliau juga saya
beri hadiah buku. Pada saat akhir kajian beliau menghampiri saya dan
menyampaikan sesuatu. Sesuatu banget. Apa itu? Beliau berkata,
"Sesuai dengan
pengalaman saya yang pernah menjadi mantan, maka umat Islam di samping wajib
mengenal dan mengetahui penyimpangan-penyimpangan Syi'ah, maka yang pertama
kali ia harus kenal dan pelajari adalah tentang agama Islam secara utuh, agar
ketika seseorang mengenal tentang penyimpangan suatu aliran maka jangan sampai
dia juga ternyata mengamalkan ibadah-ibadah tertentu yang dia tidak tahu kalau
ibadah tersebut menyimpang juga." Blaaaaarrrrrrr!!!!!! Mantaaab...!!!
Ternyata yang beliau maksud
adalah adanya ibadah-ibadah tertentu yang diamalkan oleh sebagian umat Islam
yang ada kesamaan dengan ajaran mantan agamanya, yaitu Hindu.
Tak lupa saya sampaikan
terima kasih dalam tulisan ini kepada Formas yang dulu memberikan hadiah buku
kepada saya hingga bisa saya sampaikan kepada para jama'ah yang membutuhkannya.
Semoga wakaf para muhsininnya diberikan pahala dan berkah oleh Allah Azza wa
Jalla.
Terakhir, sebenarnya ada foto
sesuatu yang ingin saya tampilkan dalam tulisan ini namun sayang sekali belum
sempat di foto barangnya sudah ludes, yaitu kue bolu hadiah dari ibu-ibu. Tapi akhirnya
foto bolu saya ganti saja dengan foto warung masakan Jepang, sekalian menyantap
mie ramen sore itu. Bagi yang ingin ke Jepang tapi tak kesampaian, cukuplah pergi
ke Bintara saja, insya Allah sama rasanya karena yang penting adalah "nawaitu"nya,
apalagi tukang masaknya memang orang turunan Jepang dan pernah tinggal di
Jepang, jadi lihat orangnya saja sudah rasa suasana Jepang. Sekian terima
kasih.
Fairuz Ahmad.
Bintara, 13 Shafar 1435 H./ 16 Desember 2013 M.