Minggu, 15 Desember 2013

Bedah Buku MUI [3 dan 4]

Kisah Nenek Dan Kakek Super

Alhamdulillah hari ahad kemarin tanggal 15 Desember 2013 berkesempatan mengisi acara kajian tentang penyimpangan agama Syi'ah di dua masjid. Pertama di masjid Darul Muhsinin Kotabaru dan kedua di masjid Subulussalam Bintara.

Di masjid Darul Muhsinin semua jama'ahnya ibu-ibu, jadi peluang meyakinkan kepada para jama'ah tentang penyimpangan agama Syi'ah sangat mantab, sebab ada satu materi yang memang saya siapkan secara khusus, spesial dan istiwema yaitu file berjudul agama cabul, berisi riwayat-riwayat aneh bin ajaib yang semuanya adalah dusta para kreator agama cabul tersebut. Dan akhirnya sudah seperti yang saya duga, suara kasuk-kusuk pun berdengung, sambil mengernyitkan dahi seolah tak percaya ada agama yang demen sekali dengan urusan kemaluan wanita. Bahkan sudah mempertuhankannya.


Di antara para penanya ada seorang nenek yang ternyata menurut saya super sekali, tapi lebih pasnya menurut Mario Teguh. Sepertinya beliau sudah sering membaca atau mendengar tentang agama Syi'ah hingga beliau bertanya, apa benar kalau Syi'ah sudah kuat mereka akan melancarkan kembali aksi mereka terhadap umat Islam?

Karena dari pertama saya sudah siapkan hampir semua tema yang dibutuhkan, maka saya pun buka file tentang sejarah pengkhianatan mereka terhadap umat Islam yang saya perkuat dengan bukti-bukti ucapan para ulama kreator agamanya tentang status umat Islam ahlus sunnah di mata Syi'ah, plus scan dari kitab-kitab mereka agar mereka tahu bahwa itu bukan dusta sebagaimana kelakuan mereka yang sangat mencintai dusta dan kebohongan.

Pada saat acara selesai, beliau menghampiri saya dan ingin sekali mendapatkan buku MUI tentang penyimpangan Syi'ah, akhirnya saya janjikan beliau hadiah buku. Ternyata semangatnya memang super sekali karena akhirnya beliau datang ke rumah mengambil bukunya. Kalah nih yang muda-muda, betul????

Yang tak kalah semangat juga adalah seorang bapak-bapak pengurus masjid yang bertugas atas kelancaran acara. Meski duduk di luar masjid ternyata beliau juga sangat serius mengikuti acara. Dan di akhir acara beliau menyampaikan respek yang luar biasa karena beliau juga meresahkan ajaran-ajaran agama cabul yang menyimpang itu. Akhirnya beliau saya hadiahi buku juga.

Memang seharusnya acara-acara kajian tentang Syi'ah itu juga dibarengi dengan pembagian buku panduan MUI agar ada bahan bacaan sebagai pegangan diri. Namun apa daya bila apanya ada tapi dayanya tidak ada. Ya sudahlah.

Sedang kajian yang kedua di masjid Subulussalam juga ahamdulillah berjalan lancar. Mayoritas bapak-bapak jadi penekanan bukan pada bab percabulan walaupun juga saya bahas, melainkan logika-logika bodoh para kreator agama cabul tersebut terkait dengan sejarah dan para imam-imamnya. Di antaranya adalah tentang imam keduabelas mereka yang sekarang sedang main petak umpet di gua sirdab. Tidak tanggung-tanggung, ia ngumpet sudah sejak delapan ratus tahunan yang lalu, dan sampai sekarang masih betah ngumpet. Lalu saya sampaikan juga tentang logika bodoh yang selama ini disebarkan kepada para manusia bodoh tentang cinta ahlulbait. Akhirnya mereka tahu bahwa klaim Syi'ah sebagai pecinta ahlulbait adalah drum bolong cetar membahana.

Namun pertanyaan yang paling sulit untuk dijawab yang selama ini selalu terlontar dari para jama'ah adalah bagaimana caranya kita tahu orang tersebut adalah Syi'ah. Lalu kenapa pemerintah tidak tegas terhadap aliran-aliran menyimpang padahal MUI sudah menyatakan hal tersebut. Lalu siapa saja tokoh-tokoh Syi'ah di Indonesia. Lalu bagaimana caranya menangkal ajaran sesat tersebut agar tidak mewabah ke rumah-rumah mereka. Lalu….apalagi ya, lupa.

Namun ada seorang bapak-bapak, lebih tepatnya seorang kakek yang juga sangat super sebagaimana pada kajian yang pertama tentang seorang nenek super. Kakek tersebut pernah menjadi seorang mantan, yaitu mantan pemeluk Hindu. Akhirnya belajar tentang Islam dan juga sangat antusias saat acara kajian berlangsung. Dan tentunya beliau juga saya beri hadiah buku. Pada saat akhir kajian beliau menghampiri saya dan menyampaikan sesuatu. Sesuatu banget. Apa itu? Beliau berkata,

"Sesuai dengan pengalaman saya yang pernah menjadi mantan, maka umat Islam di samping wajib mengenal dan mengetahui penyimpangan-penyimpangan Syi'ah, maka yang pertama kali ia harus kenal dan pelajari adalah tentang agama Islam secara utuh, agar ketika seseorang mengenal tentang penyimpangan suatu aliran maka jangan sampai dia juga ternyata mengamalkan ibadah-ibadah tertentu yang dia tidak tahu kalau ibadah tersebut menyimpang juga." Blaaaaarrrrrrr!!!!!! Mantaaab...!!!

Ternyata yang beliau maksud adalah adanya ibadah-ibadah tertentu yang diamalkan oleh sebagian umat Islam yang ada kesamaan dengan ajaran mantan agamanya, yaitu Hindu.

Tak lupa saya sampaikan terima kasih dalam tulisan ini kepada Formas yang dulu memberikan hadiah buku kepada saya hingga bisa saya sampaikan kepada para jama'ah yang membutuhkannya. Semoga wakaf para muhsininnya diberikan pahala dan berkah oleh Allah Azza wa Jalla.

Terakhir, sebenarnya ada foto sesuatu yang ingin saya tampilkan dalam tulisan ini namun sayang sekali belum sempat di foto barangnya sudah ludes, yaitu kue bolu hadiah dari ibu-ibu. Tapi akhirnya foto bolu saya ganti saja dengan foto warung masakan Jepang, sekalian menyantap mie ramen sore itu. Bagi yang ingin ke Jepang tapi tak kesampaian, cukuplah pergi ke Bintara saja, insya Allah sama rasanya karena yang penting adalah "nawaitu"nya, apalagi tukang masaknya memang orang turunan Jepang dan pernah tinggal di Jepang, jadi lihat orangnya saja sudah rasa suasana Jepang. Sekian terima kasih.

Fairuz Ahmad.

Bintara, 13 Shafar 1435 H./ 16 Desember 2013 M.

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar