Sudah sekitar tiga tahunan saya
mengisi kajian kitab Riyadhus Shalihin di sebuah masjid di tanah Bintara. Selama
itu pula saya sengaja memilih bab-bab yang relatif mudah diterima dengan ikhlas
dan sepenuh hati, dan dengan sengaja pula mengakhirkan pembahasan bab-bab yang
hot. Di antara bab yang sering kali saya fokuskan adalah bab-bab yang berkaitan
dengan perilaku dan moral hubungan antar sesama muslim, agar kelak ketika tiba
saatnya membahas bab yang hot, maka jiwa-jiwa mereka telah siap menerimanya,
maksimal yang diharapkan adalah langsung mengamalkannya, dan minimal mereka
diam saja menerima dan merenungi bahasan dari bab yang hot itu. Hingga akhirnya
menjelang tamat, maka mau tidak mau bab-bab yang hot itu mesti disampaikan.
Di antara bab yang hot itu adalah:
Bab an nahyi 'an ash shalati fil qubur, yaitu bab larangan shalat
menghadap pada kuburan/di depannya ada kuburan. Bab ini terkait dengan hadits
riwayat Muslim dari Abi Martsad Kannaz bin Al Hushain radhiyallahu anhu bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
"Janganlah kalian
shalat menghadap ke kuburan, dan janganlah kalian duduk di atasnya."
Hadits ini juga berhubungan
dengan hadits sebelumnya di bab yang berbeda, yaitu hadits riwayat Muslim dari
Abu Al Hayyaj Hayyan bin Hushain radhiyallahu anhu, dia berkata, "Ali bin
Abi Thalib radhiyallahu anhu berkata kepadaku,
"Bukankah aku
mengutusmu dengan apa yang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengutusku? Jangan
biarkan ada suatu gambar kecuali telah kamu hapus, dan jangan biarkan sebuah
kuburan yang ditinggikan (dengan bangunan di atasnya) kecuali telah kamu
ratakan."
Tidak ketinggalan saya
sampaikan juga pendapat Imam Asy Syafi'i, sesuai dengan kebanyakan mazhab
syafi'i yang diakui di negeri Bintara, dalam bab ini beliau berkata:
"Dan aku membenci
seorang makhluk yang diagungkan hingga dijadikan kuburannya sebagai masjid,
sebab takutnya nanti menjadi fitnah atas mayyit dan juga atas orang-orang yang
setelahnya." [Al
Majmu' Syarhul Muhadzdzab, Imam Nawawi]
Walhamdulillah, bab yang
biasanya menimbulkan persoalan ini berakhir dengan damai. Bagi saya sudah cukup
bahwa mereka telah menyimak dan merenungi, sekaligus mudah-mudahan memahami
ungkapan imam besar mazhabnya.
Bab berikutnya yang juga benar-benar hot dan memang asli hot adalah:
Bab an nahyi 'an idha'atil maal, yaitu bab larangan
menyia-nyiakan harta. Bab ini terkait dengan hadits riwayat Muslim dari Abu
Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,
"Sesungguhnya Allah Ta'ala meridhai tiga hal untuk kalian dan
membenci tiga hal dari kalian. Allah ridha kalian menyembah-NYA, tidak
mempersekutukan-NYA dengan sesuatu apapun, dan berpegang teguh pada tali Allah
dan tidak bercerai-berai. Dan Allah membenci tiga hal, qiila wa qaala (bicara
tanpa data yang valid), banyak bertanya (tentang sesuatu yang sudah jelas), dan
membuang-buang harta."
Di antara contoh menyia-nyiakan
harta yang saya angkat adalah kebiasaan merokok. Sepekan sebelumnya memang sudah
saya sampaikan bahwa bab ini akan saya contohkan
dengan kebiasaan merokok. Walhamdulillah, ternyata mereka masih berkenan
datang untuk menyimak, meski saya tahu bahwa mayoritas mereka adalah ahlul
hisab alias menghisab rokok. Namun
karena saya sama sekali tidak membahas hukumnya, maka mereka bisa menerimanya. Sebab
saya yakin dan percaya bahwa siapapun dari mereka bila Allah berkenan
memberikan hidayah kebaikan padanya pasti akan Allah mudahkan untuk memahami
apa yang saya sampaikan tentang rokok.[1]
Ya, bagi saya memang mencapai
tujuan kadang harus memakan waktu yang lama. Perlu kesabaran agar kerja-kerja
kita tidak menjadi berantakan karena sikap ketergesaan.[2]
Namun ada satu hal yang sangat
saya sesali adalah, sampai saat ini saya tidak hafal kitab Riyadhus Shalihin,
padahal sudah sekitar tiga tahun menyampaikannya. Beda sekali dengan Imam
Syafi'i yang umur 5 tahun sudah hafal Alquran, dan umur 13 tahun sudah hafal
kitabnya Imam Malik, Al Muwaththa'. Ya, saya sangat menyesal, itu saja.
Fairuz Ahmad.
Bintara, 26 Dzulqa'dah 1434 H./2 Oktober 2013 M.
--------------
Catatan:
[1] Bahasan yang saya
sampaikan tetang rokok adalah apa yang pernah saya tulis di:
[2] Tentang tema ketergesaan
ini bisa dibaca di: