Selasa, 10 Desember 2013

WANITA YANG SETARA DENGAN SERIBU LELAKI

Seorang pengajar Alqur'an di sebuah masjid bercerita bahwa ada seorang anak kecil datang kepadanya dan ingin agar ia boleh mendaftar dalam halaqah Alqur'an, saya pun bertanya kepadanya :
"Apakah ada yang kamu hafal dari Al-Qur'an?"
Ia menjawab: "Ada"
"Sekarang bacalah Juz 'Amma.". ia pun membacanya.
Saya berkata lagi:
"Apa kamu hafal surat Tabaraka?"
"Ya"
Saya pun kagum dengan hafalannya meski usianya masih kecil. Selanjutnya saya tanya apakah hafal surat An-Nahl?

Ternyata ia pun menghafalnya sehingga membuat saya semakin kagum padanya. Lalu saya ingin agar ia membaca hafalan surat-surat panjang. Saya pun bertanya:
"Apakah kamu hafal surat Al-Baqarah?"
Ia pun menjawab: "Ya saya hafal"
Ia pun membaca hafalan Al-Baqarah tanpa ada yang salah!!
Saya pun bertanya padanya:
"Anakku, apakah kamu hafal Al-Qur'an??"
"Ya saya hafal Al-Qur'an".
Sayapun hanya berkata:
"Subhanallah wa Ma Syaa'Allah Tabarakallah…"
Akhirnya saya meminta padanya agar datang lagi besok bersama orang tua yang mengasuhnya, sedang saya masih sangat kagum dengannya, kira-kira seperti apakah sosok ayahnya?.
Keesokan harinya, tiba-tiba saya dikejutkan dengan kehadiran ayahnya. Saya melihatnya biasa-biasa saja dan sepertinya ia bukanlah orang yang menjaga sunnah. Tiba-tiba ayahnya langsung memberi saya pertanyaan:
"Saya tahu sepertinya anda heran kalau saya adalah ayahnya! Jangan kuatir, saya akan menghilangkan keheranan anda. Sesungguhnya di belakang anak ini ada seorang ibu yang setara dengan seribu lelaki. Saya juga memberimu kabar gembira yang lain bahwa saya memiliki tiga orang anak laki-laki yang semuanya telah hafal Al-Qur'an…dan satu anak perempuan umur empat tahun yang sudah hafal Juz 'Amma.."
Saya sangat kagum dan bertanya:
"Bagaimana mungkin itu bisa terjadi ?"
Ia menjawab:
"Saat anaknya mulai bisa berbicara maka ibunya memulai dengan menghafalkan Al-Qur'an padanya dan selalu memberikan semangat agar mau menghafalnya.
Siapa yang mampu menghafal duluan maka ia yang mendapat jatah memilih makan malam pada hari itu.
Siapa yang duluan mengulang hafalannya maka ia yang akan memilih kemana liburan akhir pekan.
Dan siapa yang khatam duluan maka ia yang akan memilih kemana liburan panjangnya.
Kondisi seperti itulah yang membuat mereka semua saling berlomba-lomba menghafal dan mengulang hafalannya."
Inilah dia wanita sholehah yang keshalihan rumahnya bergantung pada keshalihan dirinya. Dan dialah wanita dimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mewasiatkan agar dipilih menjadi seorang istri di antara wanita-wanita lain yang kaya, cantik dan dari keturunan bangsawan.
Maha benar apa yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:
"Wanita itu dinikahi karena empat hal, hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya yang baik, bila tak ingin celaka". (HR. Muslim)
Terjemahan dari:
Fairuz Ahmad.
Bintara, 4 Rabi'ul Akhir 1434 H./15 Februari 2013 M.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar