Biaya pendidikan sekarang
menjadi sangat mahal karena ada yang ingin menjadi kaya melalui lembaga
pendidikan. Meski hal itu tidak ada larangan, namun bila segala hal diuangkan
maka itu namanya kebablasan. Hal-hal yang tidak penting dibuat penting. Karena
dibuat penting maka ia memerlukan biaya. Karena membutuhkan biaya maka
kebutuhan itu dilempar kemana-mana. Ngemis.
Imam As Syafi'i berkata :
"Lanaqlus Shakhri min qimamil jibaali….Ahabbu ilayya min dzullis
suaali"
Sungguh memindah bebatuan dari puncak gunung-gunung lebih aku cintai
dari pada menghinakan diri dengan meminta-minta.
Sangatlah banyak hal-hal yang tak penting lalu ia dibuat penting di
sekolah-sekolah kita ini. Di antaranya adalah:
- Seragam yang tidak bisa dibeli di pasaran.
Memangnya sejauh mana pengaruh seragam terhadap pencapaian ilmu, akhlak,
dan mental? Saya yakin orang yang
waras akalnya akan sepakat mengatakan tidak ada pengaruhnya sama sekali. Sebab
seragam adalah pengindah penampilan saja, meski saya yakin mereka juga tidak
sepakat bila penampilan indah harus berseragam.
Jadi kalau tidak ada pengaruh
sama sekali, berarti membuatnya penting adalah kesia-siaan. Sebab sudah pasti
ia memerlukan biaya agak mahal dari pada seragam yang banyak di pasaran. Kecuali
bila lembaga tersebut lebih mementingkan tampilan dari pada keterampilan.
Tapi ya mau bagaimana lagi?
kan sudah pakemnya begitu. Bahwa umumnya sekolah memiliki seragam khusus agar
berbeda dengan sekolah lain.
Ya sudah kalau begitu, teruskan saja, siapa tahu anda dapat keuntungan
dari seragam-seragam yang anda buat penting itu. Tapi ingat, ada banyak orang
yang nelongso gara-gara ulah anda yang tak penting itu.
- Buku-buku.
Cobalah anda jujur sejujur-jujurnya yang dapat menyingkirkan segala
dusta di antara sesama. Betulkah buku-buku yang harus dibebankan ke wali murid
itu semuanya penting? ataukah memang ada buku-buku yang dibuat penting. Sebab
sebelumnya telah dibuat ilmu yang seperti ilmu padahal ia bukanlah ilmu. Karena sudah dibuat ilmu, maka ilmu
tersebut perlu dibuatkan buku. Misalnya ilmu SBK, ilmu Penjas, ilmu Apa saja,
dan lain-lain. Dan setelah ilmu-ilmu yang "sangat penting" itu
dibuatkan bukunya masing-masing, maka guru-guru yang harusnya konsentrasi
mengajar, dibebani juga dengan kewajiban-kewajiban di luar mengajar seperti
membuat program pengajaran buku penting itu.
Lho sebentar,,,
Bukannya dia diterima menjadi
pengajar sudah melalui tes kalayakan mengajar? seharusnya kan sudah mampu
mengajar dan tidak perlu lagi membuat hal-hal aneh dalam kehidupannya. Coba
melekkan mata anda, waktu-waktu seorang guru baik saat di sekolahnya maupun di
rumahnya lebih banyak dihabiskan untuk mengajar anak-anak ataukah untuk mengurusi
hal yang aneh-aneh itu?
Namun yang pasti hal yang aneh-aneh
itu pastinya menjadi beban wali murid. Karena semua mesti diganti
- Kegiatan-kegiatan sekolah yang meliputi:
Rekreasi.
Kata siapa rekreasi tidak
penting? Penting. Tapi kalau senantiasa menepatkan waktunya pada saat akhir
tahun, maka itu sebuah kesia-siaan. Sebabnya :
Pertama. Jalanan pasti macet
karena semua rekreasi tumplek di akhir tahun. Akibatnya, habiskan saja waktu
anda sambil duduk meneposkan jok bus kota, semoga pihak pengelola bus tidak
komplain akibat jok bangku yang tepos semua.
Kedua. Tempat rekreasi penuh.
Akibatnya, acara hanya sekedar duduk-duduk, luntang-lantung, berdiri menunggu
antrian panjang untuk sekedar menikmati satu wahana permainan, habis itu balik
ke tempat parkiran bersiap pulang dan macet lagi.
Coba deh sepulang rekreasi, anda
sempatkan waktu sebentar saja buka kamus dan cari apa makna kata rekreasi, tercapaikah
maksud dan tujuan anda? sesuaikah dengan "nawaitu" anda?
Jadi, kalau bukan sekedar
membuang uang lalu apa? Apa kebahagiaan yang dapat tercapai dengan cara
rekreasi seperti itu?
Bila rekreasi seperti itu sudah tidak maksimal namun masih dilakukan
juga, maka sebaiknya ngaca dulu deh pada kaca benggala, siapa tahu ada petunjuk
menjadi orang bijak, hingga tak perlu mengulang kesalahan untuk kesekian kalinya
sebagaimana yang diperbuat oleh keledai.
"Laa yuldaghul
mukminu min juhrin waahidin marratain"
Tidaklah layak seorang
mukmin tersengat dua kali dari lubang yang sama. (Shahih Bukhari 5782)
Tapi ya mau bagaimana lagi?
kan sudah pakemnya begitu. Bahwa akhir tahun harus diisi dengan kegiatan
rekreasi yang sangat penting itu.
Ya sudah kalau begitu,
teruskan saja, siapa tahu anda dapat keuntungan dari acara rekreasi yang anda buat
penting itu. Tapi ingat, ada banyak orang yang rela menahan lapar akibat ulah
anda yang sangat penting itu. Padahal orang-orang yang menahan lapar itu bisa
dan biasa mengadakan rekreasi dengan keluarga sendiri dengan penuh kebahagiaan
meski sekedar makan bakso bersama di kebon. Bagi mereka terlalu mahal bila
sekedar makan popmie saja harus di tempat rekreasi.
Perpisahan.
Sampai tulisan ini saya tulis, saya masih belum mengerti tujuan dan
fungsi kegiatan perpisahan yang sampai menelan biaya mahal tersebut, dan itu
beban yang dibuat-buat sendiri oleh sekolah lalu kadang tanpa sepengatahuan
wali murid, sebagian besarnya dilempar begitu saja di atas kepala wali murid. Ada yang telak mengenai
jidat hingga suaranya sampai puluhan meter masih menimbulkan bunyi qolqolah
kubro. Ada juga yang mengenai pelipis,
kening, tengkuk, pipi, dan lain sebagainya. Yang pasti wali murid jarang yang
bisa membalasnya, jangankan uppercut, sekedar melancarkan jab saja sulit.
Memangnya kalau sekedar temu
salaman dan maaf-maafan tidak sah?
Kalaupun anda takut dan
kuatir para wali murid melupakan jasa penting anda mengajar anak-anak mereka
selama ini. Maka itu salah anda sendiri kenapa mesti takut dan kuatir. Toh anda
juga sudah tahu bahwa manusia itu pelupa. Bukankah anda juga pelupa? Karena
yang ingat akan kebaikan anda hanyalah Yang pernah berkata:
"Washbir fainnallaha
laa yudhii'u ajral muhsinin"
Dan bersabarlah, sesungguhnya
Allah tidak pernah menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebajikan. (Hud
: 115)
Tapi ya mau bagaimana lagi?
kan sudah pakemnya begitu. Bahwa akhir tahun harus diisi dengan kegiatan
perpisahan yang sangat penting itu.
Ya sudah kalau begitu,
teruskan saja, siapa tahu anda dapat keuntungan dari acara perpisahan yang anda
buat penting itu. Tapi ingat, bahwa para wali murid itu sedang sedih hatinya
dan pusing pikirannya, meski di depan anda mereka tampil sehat wal afiyat,
sebab setelah perpisahan yang biaya mahalnya telah anda timpukkan ke kepala
mereka itu sebentar lagi harus pusing delapan puluh tujuh keliling, karena anak
mereka yang berpisah dari sekolah anda itu harus daftar ke sekolah lain yang
juga sama-sama melakukan timpukan mautnya. Bedanya, timpukan anda lebih
berpotensi meng-KO-nya.
Saya kira tak usahlah kita menjadi orang yang sok penting bila tiba
akhir tahun. Bila kita merasa orang yang sangat penting di akhir tahun, berarti
kita bukan orang penting di pertengahan tahun. Sebab kita selalu menunggu-nunggu waktu penting itu tiba, dan saat itulah
kita menjadi manusia paling penting. Sedang saat-saat yang lain mungkin kita
sering berharap, kapan tiba waktu penting itu.
Coba kalau kita lebih sadar
sedikit dengan tetap menganggap bahwa acara pertengahan tahun yang kita isi
dengan mengajarkan ilmu dan akhlak pada siswa jauh lebih penting, pasti kita
tidak akan membuat-buat acara yang seakan penting itu.
Dan yang pasti akhir tahun adalah saat-saat rawan biaya, sebab akhir tahun
adalah awal tahun, sedang awal tahun adalah masa penuh dengan biaya-biaya. Merasalah
sedikit dengan orang-orang yang jauh di bawah anda. Sebab apalah arti kemampuan dan kebisaan anda bila
tak punya rasa. Mereka adalah orang-orang yang tak memerlukan pengasih anda.
Sebab mereka juga banyak yang lebih mulia hatinya. Mereka hanya ingin
anak-anaknya belajar yang benar dan sesuai dengan kebutuhan diri, masyarakat,
negara dan dunia.
Memang apa sih kebutuhannya?
masa kita sebagai guru tidak tahu apa kebutuhan diri, masyarakat, negara dan
dunia?
Dunia dan penghuninya yang
bernama manusia hanya memerlukan agama. Dan agama adalah akhlak. Titik. Tidak
percaya...????? ya ngga' apa-apa. Toh itu menurut saya. Karena menurut saya
adalah:
Bumi yang mengadung manusia,
hewan, tumbuhan, logam, minyak, air, udara, emas, perak dan lain-lain yang tak
terhitung itu membutuhkan perlakuan yang baik. Dan itulah akhlak.
Manusia bergaul dengan semua kandungan
bumi itu memerlukan akhlak, maka dari itu di sekolah perlu diajarkan ilmu
biologi untuk mengenal manusia, hewan dan tumbuhan, dengan ilmu itu maka
tahulah kita cara bergaul yang baik dengannya. Dan hanya pendidikan yang
berbasis akhlak yang akan mendekatkan manusia pada Tuhannya, sebab setiap saat
ilmu biologi akan menampilkan Keagungan ciptaan Allah. Dan ilmu biologi juga
menjadi dasar ilmu kedokteran.
Selain biologi,
pelajaran-pelajaran yang penting adalah :
Ilmu geografi.
Untuk mengenal bumi, agar
kita tahu cara yang baik dan benar bergaul dengannya, sebab bergaul dengannya
adalah juga bergaul dengan Penciptanya.
Ilmu fisika.
Untuk membuktikan kebenaran sesuatu-sesuatu
yang memerlukan pembuktian secara fisik. Bigbang adalah salah satu contohnya.
Sebab bila Alquran telah mengatakan dalam ayatnya "kaanataa ratqan
fafataqnaahumaa", maka cara yang paling tepat untuk membuktikannya
adalah dengan menghitungnya secara fisik, betulkah dahulu telah terjadi ledakan
maha dahsyat sehingga tercipta gugusan-gugusan planet. Bila hitungan tersebut
membuktikan kebenarannya, maka selayaknya anak-anak didik itu bisa lebih didekatkan
kepada Pencipta ledakan itu. Dan itulah pelajaran akhlak dalam fisika.
Bahasa.
Namun selayaknya yang
diajarkan adalah bahasa-bahasa dunia, bukan bahasa-bahasa daerah, sebab bahasa
daerah cukuplah sekedarnya saja. Sungguh kesia-siaan bila kita habiskan masa
pendidikan hanya untuk mempelajari bahasa-bahasa daerah yang kemudian pada era
internet dan komputer, manusia lebih banyak berhadapan dengan bahasa dunia.
Ilmu matematika.
Sebab bagaimana pun juga
manusia perlu menajamkan logika. Berhitung tepat. Bukan hanya dalam masalah
keperutan, namun masalah menghitung amal juga perlu. Kalau tidak terbiasa
berhitung, bisa jadi ia sering tekor mengeluarkan banyak pengeluaran dosa tapi
di saat yang sama penghasilan pahalanya mampet. Itulah bangkrut.
Sejarah, komputer dan
informatika, keterampilan-keterampilan dasar untuk survival, pokoknya yang
penting-penting sajalah, gitu aja kok repot...
Sesungguhnya seragam, buku,
rekreasi dan perpisahan adalah empat di antara sekian hal-hal yang dibuat
penting oleh anda di sekolah anda, dan anda memang punya hak untuk melestarikan
hal-hal aneh dalam kehidupan anda. Tapi yakinlah bahwa memang ada keuntungan di
sana. Meski keuntungan itu telah meng-KO sebagian besar orang tua dan wali
murid. Tapi anda tidak usah kuatir. Mereka adalah wali murid tangguh yang
setiap saat bangkit kembali setelah anda timpuk setiap akhir tahun. Jangankan
anda timpuk, menahan lapar setiap saat adalah hal yang bisa mereka lakukan
sebab mereka sudah biasa. Hanya saja yang membedakan antara mereka dengan anda
adalah, mereka mencari berkah dengan menahan lapar sedang anda mencari berkah dengan
membuatnya lapar.
Mungkin ada yang tidak setuju
dengan tulisan ini. Ya tidak apa-apa, sebab kita memang tidak harus menyetujui
apa-apa yang disetujui orang lain sebagaimana kita juga menyetujui apa-apa yang
tidak disetujui orang lain.
Akhirnya, janganlah kita
membebani banyak wali murid dengan aktifitas sekolah yang tidak penting, siapa
tahu kita akan menjadi orang penting dengan menjauhi perkara-perkara yang tidak
penting.
Sebab sejatinya, hanyalah
hal-hal penting yang akan memberi manfaat pada orang lain.
"Khairun naas anfa'uhum
linnaas"
Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia. (Al
Awsath Thabrani)
Fairuz Ahmad.
Bintara, 26 Syawal 1434 H./ 2 September 2013 M.