Senin, 30 Desember 2013

Nasehat Dan Taujih Dr. Muhammad Bin Abdul Maqshud Tentang Situasi Mesir [4]

Ada anak kecil (Syeikh menganggap bahwa orang ini belum tahu apa-apa sehingga beliau menyebutnya anak kecil, penerj.) tampil di televisi, seorang salafi, ia berkata bahwa Ikhwanul Muslimin ingin menguasai seluruh sendi-sendi negara agar dapat berkuasa di Mesir selamanya. Amat besar kebencian yang keluar dari mulutnya. Tidak berbicara kecuali kebohongan. Ia wajib melakukan survei untuk memastikan hal itu.
Tapi kita tahu bahwa masalah ini (kebencian terhadap Ikhwanul Muslimin, penerj.) merupakan permusuhan yang sudah lama dicatat sejarah. Permusuhan ini pada dasarnya adalah karena pihak keamanan negara mengijinkan orang-orang memberi masukan kepada Ikhwanul Muslimin. Lalu persoalan berubah menjadi perkara aqidah dan juga kepentingan, tidak sekedar persoalan agama saja.
Maka setelahnya kita mendapati Jabhatul Inqadz Al-Wathani (Front Penyelamat Bangsa) yang mempresentasikan Hamdin Shabbahi, Amr Musa, Elberedai dan Samih 'Asyur, dan sekarang ada yang bergabung bersama mereka seseorang yang berjenggot, menuntut dengan tuntutan yang sama dengan mereka.
Kemaslahatan apa yang dicari? ini adalah pengkhianatan dan bukan kemaslahatan. Ketika anda menuntut pemberhentian Jaksa Agung (Thal'at Ibrahim) dan memerintahkan Dewan Tinggi Pengadilan memilih penggantinya, padahal kalian tahu betul kondisi Mesir saat ini. Kalian pun tahu bahwa Jaksa Agung (Thal'at Ibrahim) yang menunjuknya saat itu adalah Dewan Tinggi Pengadilan. Kemudian media-media memainkan perannya dengan mengatakan bahwa presiden melakukan intervensi dalam urusan pemilihan Jaksa Agung dan kewenangan di pengadilan. Bagaimana mungkin menuntut agar Jaksa Agung yang lama, Abdul Majid Mahmud supaya kembali menggantikannya.
Bagaimana bisa, demi kepentingan yang mendesak setelah terjadinya revolusi, kalian sekarang pergi bersama Hizbul Wathan (Partai salafi baru setelah pecah dari Hizbun Nur, penerj.). dan sekarang kalian menyerukan agar memberikan semua dukungan kepada Hizbul Wathan. Saya sangat tahu tentang hal ini, karena kalian ingin semua (kelompok salafi, penerj.) bergabung bersama kalian (di partai Hizbul Wathan), setelah kalian gagal dalam mengurus partai (Hizbun Nur). Perpecahan partai telah menimpa kalian karena kediktatoran yang kalian praktekkan. Ketika partai sudah pecah, sekarang kalian ingin melakukan perubahan layaknya seorang Samson, kepada saya dan lawan-lawan kalian. Siapakah yang membolehkan seperti ini ? sungguh ini merupakan kesesatan dan termasuk perkara-perkara penipuan yang wajib kita waspadai.
Ya Allah, jadikanlah seluruh amal-amal kami sebagai amal sholeh, dan jadikan ia hanya untuk mengharap Wajah-MU, dan jangan jadikan satupun darinya untuk seseorang.
Saya ingin mengingatkan kalian, dan Allah Maha Tahu di balik keinginan saya ini, Allah akan menjadikan saya bisu jika saya berbohong. Sungguh tidak ada maslahat apapun bagi saya dalam cerita di atas, kecuali karena saya sekarang berada di ambang pertemuan dengan Allah Azza wa Jalla. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Umur umatku rata-rata 60 sampai 70 tahun, dan hanya sedikit yang melebihi itu."
Saya sekarang sudah berumur 65 tahun dengan hitungan tahun Masehi, dan saya kira ada perbedaan antara hitungan Masehi dan Arabi (Hijriah). Jadi sekarang saya berada di akhir-akhir usia kebanyakan umat Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, maka sama sekali tidak ada hubungan antara saya dengan cerita di atas kecuali hanya keinginan saya menolong agama ini. Yang menjadi kewajiban bagi seseorang adalah agar memiliki perhatian untuk menolong agama. Tidak penting bagi dia apakah agama ini di tolong oleh seseorang bernama Zaid, atau Amr atau siapa saja. Yang terpenting adalah agama ini ditolong dan dimenangkan. Dan tidak penting bagi dia apakah posisinya sebagai Qiyadah atau orang yang berada di belakang. Sekali lagi yang terpenting adalah agama ini ditolong. Dengannya atau tanpanya.
Saya tahu betul dengan keadaan yang sebenarnya, mereka (kalangan salafi) menginginkan beberapa bagian dari kursi parlemen dari kalangan Ikhwanul Muslimin. Saat itu pihak Ikhwan sudah mengabulkan permintaan mereka, namun sekarang mereka (kalangan salafi) menolak dengan alasan bahwa bagian yang diberikan kepada mereka tidak dapat dipergunakan dengan baik. Ternyata mereka menunjuk orang-orang yang tidak mengerti politik, ekonomi dan segala macamnya, tidak semuanya memang namun kebanyakan seperti itu.
Di antara mereka ada yang menemui Imam Masjid (agar dapat rekomendasi). Dan itu juga terjadi kepada saya, beberapa orang datang meminta hal itu kepada saya, mereka menunjuk dirinya sebagai calon untuk dipilih. Saya katakan tidak, karena setiap calon harus memiliki kriterianya masing-masing. Adapun saya, maka saya katakan sesungguhnya saya tidak tahu apa-apa tentang parlemen dan lain-lain. Dan sudah berkali-kali saya katakan juga bahwa saya berseberangan dengan parlemen yang lalu. Karena ia tidak layak untuk melanjutkan perannya sebab telah melakukan pengkhianatan, yaitu memilih anggota parlemen dari orang-orang yang memiliki jaringan sosial yang kuat di daerahnya masing-masing hanya untuk mendapatkan suara mayoritas dan jumlah kursi yang banyak. Dan setelah itu, cara-cara seperti ini akan marak. (mungkin maksud Syeikh Abdul Maqshud adalah memilih anggota dewan hanya berdasarkan dukungan sosial yang kuat sedang ia sebenarnya tidak layak menjadi anggota dewan karena tidak mengerti urusan, Wallahu A'lam.)
Permusuhan kalian dengan Ikhwanul Muslimin jangan sampai kalian menjadikannya (penghalang) masa depan Islam di Mesir. Ikhwanul Muslimin sekarang mendapat musibah. Akan tetapi wahai saudara-saudaraku, sesungguhnya musuh-musuh proyek Islam itu ingin memberangus jama'ah Ikhwanul Muslimin. Sedangkan kalangan salafiyyin dengan karakter khas orang-orangnya, tidak akan mampu melaksanakan proyek Islam di Mesir, dan musuh akan sangat mudah memukul mereka. Dan ada laporan dari Amerika, sekarang sudah diterjemahkan dan akan dibagikan kepada kalian atas ijin Allah Subhanahu wa Ta'ala yang salah satu poinnya adalah memukul Ikhwanul Muslimin. Sedang dengan Salafiyyin maka urusannya sangatlah mudah. Yang penting adalah memporak-porandakan dua barisan shaf, antara Ikhwan dan Salafi.
Maka wajib bagi kita sebagai orang Islam untuk selalu melihat maslahat dan madharat.
Dan saat kalian berkata bahwa Ikhwanul Muslimin adalah "Rijaalul Marhalah", sungguh mereka telah melaksanakan hal itu, bahkan sebelum terjadinya Revolusi. Kita tahu sejak 30 tahun yang lalu, Ikhwanul Muslimin tidak pernah berkhianat dan menjual (mungkin yang dimaksud tidak pernah menjual prinsip dan keyakinannya, penerj.) , juga tidak pernah terperosok dalam sikap "Imaalah" (cenderung untuk mendengarkan bisikan-bisikan musuh, hal ini telah dijelaskan Syeikh terkait surat Al-An'am ayat 113, penerj.), meskipun ada di antara mereka yang terperosok ke dalam sikap "imaalah" demi keamanan dirinya. Saya tidak mengatakan kata-kata ini dengan asal, saya siap membuktikan kebenaran ucapan saya ini.
Pada saat Revolusi, Ikhwanul Muslimin berada di sana, dan Allah Azza wa Jalla menggunakan mereka untuk itu. Bahkan sebenarnya saat itu bukanlah Revolusi, tapi aksi demonstrasi dalam rangka memprotes praktek penindasan terhadap keadilan. Namun Allah Azza wa Jalla mengubahnya jadi Revolusi.
Sesungguhnya wahai saudara-saudara sekalian, ketika Allah Azza wa Jalla berfirman:
"Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman." (Al-Hajj : 38).
Maka Dia menjelaskan keadaan orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang melaksanakan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah. Dan di antara apa yang Allah Azza wa Jalla perintahkan adalah:
"Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya." (Al-Anfaal : 46)
Lalu menyambungnya dengan:
"dan janganlah kamu berbantah-bantahan (berselisih), yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (Al-Anfaal : 46)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang." (Al-Anfaal : 60)

bersambung...
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar