Senin, 30 Desember 2013

Nasehat Dan Taujih Dr. Muhammad Bin Abdul Maqshud Tentang Situasi Mesir [5]


Sekarang adakah kekuatan yang lebih besar dari kekuatan persatuan? dahulu ada cerita seorang ayah yang memanggil anak-anaknya dan menyuruh mereka agar masing-masing datang membawa sepotong lidi. Lalu memerintahkan semuanya agar mematahkannya, maka mereka mematahkannya. Selanjutnya sang ayah menyuruh mereka agar mengumpulkan setiap lidi untuk dijadikan satu ikatan dan menyuruh mereka agar mematahkannya, namun mereka tidak mampu, karena kekuatan lidi-lidi itu sekarang menjadi satu.
Inilah yang sekarang dimainkan oleh orang-orang sekuler dan liberal, sebagaimana yang terjadi sekarang dan bahkan sebelum-sebelumnya. Dan saya ingatkan bahwa ketika terjadi keretakan dalam Hizbun Nur, siapa yang saling panggil memanggil untuk memperbaiki keretakan itu? siapa lagi kalau bukan mereka, orang-orang sekuler dan liberal. Demi Allah ini adalah ketertipuan yang sangat besar.
Seandainya orang-orang Salafi sekarang yang tampil di depan panggung, niscaya kekalahan itu akan menimpa atas diri mereka, dan pasti mereka tidak akan sanggup menanggungnya. Karena tabiat kita adalah orang-orang yang mudah dipecah belah.
Bertolak dari kekhawatiran terhadap (masa depan) Mesir, seseorang berkata, saya khawatir dengan kondisi Mesir. Lantas ia menuntut pemberhentian Jaksa Agung (Thal'at Ibrahim)? padahal kami menghormatinya dan berterima kasih padanya. Setiap dari kalian berbicara dengan kata-kata "saya", maka tinggalkanlah kata-kata "saya" itu.
Sekarang ada Jabhatul Inqadz, Hamdin shabbahi, Amr Musa, Albaredei, Samih Asyur, di belakang mereka ada Ahmad Az-Zind dan Tahani Al-Jibali serta sorang Syeikh fulan, banyak sekali.
Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Hudzaifah radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
"Fitnah akan ditampakkan kepada hati seperti tikar seutas demi seutas, hati mana saja yang menerimanya akan diberikan titik hitam dan hati mana saja mengingkarinya akan diberi titik putih, sehingga menjadi dua hati: Hati yang putih bagaikan batu shofa, tidak terpengaruh oleh fitnah selama langit dan bumi masih ada, dan hati yang hitam seperti cangkir yang terbalik; tidak mengenal yang ma’ruf dan tidak mengingkari yang mungkar kecuali yang sesuai dengan hawa nafsunya." (Shahih Muslim, Kitabul Iman, Bab Bayan Annal Islam bada'a Ghariban. No. Hadits 144)
Bila hati telah menerima fitnah pertama dan ia tak mampu melawannya, maka ketika fitnah selanjutnya datang, hati tersebut dalam keadaan lebih lemah dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, disebabkan ia telah menerima fitnah yang pertama, selanjutnya ia akan selalu menerima fitnah ketiga, keempat dan seterusnya, kecuali jika Allah berkenan  melindunginya dengan rahmat-NYA. Kita memohon keselamatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Saat kita mengadakan pertemuan, lalu ada pendapat lain  sebagian dari kita, selalu lagu yang kita dengar adalah, "saya tidak perlu musyawarah dengan seseorang", dan "saya tidak setuju dengan pendapat orang lain", sampai seperti itu pula sikap seorang pimpinannya, ia tidak menerima pendapat orang-orang yang ada di bawahnya. Oleh karenanya, partai ini (Hizbun Nur) terpecah menjadi dua. Dan saya tahu, di sana ada orang-orang bodoh yang akan memusuhi saya, dan itu tidak akan mempengaruhi saya.
Akan tetapi saya mengatakan apa yang wajib saya katakan, cukup sampai di sini saya umumkan, sedang bersama saya ada beberapa masyayikh kibar Salafiyyin dari Kairo bahwa saya menolak sikap Hizbun Nur dan tuntutan-tuntutannya, sebenarnya bukan semua tuntutannya, namun khusus pada tuntutannya terhadap pemberhentian Jaksa Agung (Thal'at Ibrahim). Sikap ini akan menyebabkan persoalan karena kita belum mengerjakan apapun. Para preman adalah orang-orang yang melakukan praktek premanisme di jalanan dan ingin memaksakan kehendaknya kepada kita.
Adapun DR. Muhammad Mursi, maka saya sampaikan kepadanya:
"Wahai Presiden, kami adalah orang-orang yang memilih anda, dan ada dasar dan perjanjiannya saat kami memilih anda, maka jangan sampai anda keluar dari janji-janji itu, jangan sampai anda keluar dari janji-janji itu, apalagi terhadap perjanjian yang telah anda tetapkan atas diri anda di depan Allah Azza wa Jalla pada konferensi di Al-Jizah (Konferensi yang diadakan pada tanggal 12 Mei 2012 di daerah Al-Jizah untuk mendukung Presiden DR. Mursi, penerj.), anda menyatakan: "Saya berjanji kepada Allah untuk melaksanakan penerapan Syari'at sesuai Al-Qur'an dan As-Sunnah pada setiap bagian-bagiannya". Dan ini ada di internet sampai sekarang wahai Doktor. Saya tahu anda seorang yang jujur, dan sungguh saya mengerti bahwa situasilah yang menghalangi anda (ketika anda akan melakukan penerapan Syari'ah, penerj.).
Sekarang kalian mengerti, dan perkataan saya ini saya tujukan kepada semua orang, tentang ayat berikut ini yang mana Allah Azza wa Jalla berfirman di dalamnya:
"Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan pastilah kami termasuk orang-orang yang saleh." (At-Taubah : 75)
"Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi (kebenaran)." (At-Taubah : 76)
"Maka Allah menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui Allah, karena mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan juga karena mereka selalu berdusta." (At-Taubah : 77)
Maka berhati-hatilah wahai Doktor Presiden, jangan sampai anda melanggar perjanjian kepada Allah Azza wa Jalla. Dan saya ulangi sekali lagi bahwa situasi dan kondisi sekarang sangat rancu. Saya seperti juga orang-orang Islam lainnya sangat menyayangkan pada setiap orang yang tidak memahami hal ini, seakan semuanya adalah politikus, semuanya ingin mengikuti pendapatnya, dan yang pasti hal itu akan mengatasnamakan salafi, sehingga nanti ada organisasi salafi, ada lagi Jama'ah Salafiyyah, ada Jabhah Salafiyyah, atau Wihdah Salafiyyah atau apapun namanya. Dan itu merupakan suatu bentuk kebingungan yang mana kitalah penyebabnya.
Dan saya katakan sekali lagi wahai saudara-saudaraku yang mulia, hendaknya kita satu sikap di belakang Presiden kita, karena ia adalah Waliyyul Amri yang benar. Sebab atas keutamaan Allah Azza wa Jalla ia telah dipilih oleh seluruh daerah-daerah Islam di Mesir, selanjutnya ia berhasil dengan mayoritas suara pada pemilu yang di adakan di bumi Mesir. Kalian tidak boleh memusuhinya apalagi berupaya mengalahkannya di hadapan musuh-musuh Islam atau di hadapan orang-orang yang memiliki permusuhan dengan Islam.
Saya ingatkan sekali lagi pada kalian tentang masalah loyalitas dan permusuhan. Agama Islam itu terbangun di atas rasa cinta kepada Allah Azza wa Jalla dan cinta kepada para Wali-NYA serta rasa benci kepada musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Saya selalu mengulang perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah dan Imam At-Thabari tentang firman Allah Azza wa Jalla:
"Janganlah orang-orang mu'min mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mu'min." (Ali Imran : 28)
Dan juga perkataan Imam Al-Qurthubi tentang ayat:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain." (Al-Maidah : 51)
Pada dasarnya saya tidak ingin membicarakan masalah ini, karena dalam pikiran saya, bukan tema itu yang menjadi awal pertemuan di sini, namun hal ini lebih dikarenakan ada peristiwa-peristiwa yang datang silih berganti.
Aquulu qauli wa astaghfirullaha li wa lakum wa shallahu wa sallam wa baarik ala Nabiyyina Muhammad wa ala aalihi wa shahbihi ajma'in.
------------
Alhamdulillah selesai dengan izin Allah
Bintara, 1 Rabi'ul Akhir 1434 H / 12 Februari 2013 M.
إن وجدتم أخطاء في الترجمة لا سيما أخطاء فاحشة تخل المعنى المراد من كلام الشيخ فنرجو التصويب وأنا سوف أتقبل ذلك بنفس راضية إن شاء الله تعالى
link untuk download ceramah :
halaman asli di sini : http://ar.islamway.net/lesson/134259
Catatan :
*Kami berada di sisi Umar, lalu ia berkata: “Siapakah diantara kalian yang mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan fitnah ?” Mereka menjawab: “Kami mendengarnya”. Ia berkata: “Mungkin yang kalian maksud adalah fitnah seseorang pada keluarga dan tetangganya?” Mereka menjawab: “Ya”. Ia berkata: “Fitnah itu dapat ditebus dengan shalat, puasa dan shadaqah. Akan tetapi siapa diantara kamu yang mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan fitnah yang bergelombang seperti gelombang lautan ?” Hudzaifah berkata: “Orang-orang diam, maka aku berkata: “Aku mendengarnya”. Ia berkata: “Engkau, bagus sekali”. Hudzaifah berkata: ” Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Fitnah akan ditampakkan kepada hati seperti tikar seutas demi seutas, hati mana saja yang menerimanya akan diberikan titik hitam dan hati mana saja mengingkarinya akan diberi titik putih, sehingga menjadi dua hati: Hati yang putih bagaikan batu shofa, tidak terpengaruh oleh fitnah selama langit dan bumi masih ada, dan hati yang hitam seperti cangkir yang terbalik; tidak mengenal yang ma’ruf dan tidak mengingkari yang mungkar kecuali yang sesuai dengan hawa nafsunya”. (HR Muslim-144)
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar