Di sebuah Sekolah Dasar, seorang Ibu Guru meminta
murid-muridnya agar menuliskan permintaan mereka kepada Allah apa yang mereka inginkan.
Lalu setelah mengajar dan pulang ke rumah, sang ibu
guru pun duduk di kursi dan mulai membaca tulisan-tulisan dari semua muridnya. Namun ada satu tulisan yang sangat menggetarkan
perasaannya sampai-sampai membuat air matanya mengalir.
Dan pada saat itulah suaminya pulang dan mendapatinya dalam kondisi seperti itu lalu bertanya :
Dan pada saat itulah suaminya pulang dan mendapatinya dalam kondisi seperti itu lalu bertanya :
"Sayang, apa gerangan yang membuatmu menangis
?"
Sang istri
menjawab :
"Tulisan
salah satu muridku ini. Bacalah...!"
Sang suami
pun mulai membaca.
"Wahai
Tuhanku,,,
Sore ini aku
meminta pada-MU dengan permintaan yang sangat khusus buatku...
Jadikanlah aku
pesawat Televisi...!
Aku ingin
seperti Televisi...
Aku ingin
hidup seperti Televisi...
Agar aku
dapat menduduki sebuah tempat khusus di rumahku...
Agar
keluargaku berkumpul di sekelilingku...
Lalu mereka
akan mengambil seluruh ucapanku...
Dan aku pun akan
menjadi pusat perhatian mereka...
Selanjutnya
mereka akan mendengarkanku tanpa ada yang memotongku atau bertanya kepadaku...
Aku ingin mendapatkan
perhatian sebagaimana yang didapatkan oleh pesawat Televisi meski ia telah
dimatikan...
Aku ingin ditemani
ayah saat ia pulang ke rumah sehabis kerja...
Bahkan saat
ia sudah lelah sekali...
Aku ingin
ibuku selalu menyukaiku meski ia sedang sibuk atau bersedih...
Aku ingin semua
saudara dan saudariku bertengkar agar masing-masing bebas memilihku untuk menemaninya...
Aku ingin
merasakan keluargaku rela meninggalkan suatu urusan agar dapat menghabiskan
waktunya bersamaku...
Akhirnya,,,meski
aku tidak menghendaki ini kali yang terakhir, aku ingin agar Engkau wahai
Tuhanku mau menjadikanku mampu membahagiakan mereka dan menghibur mereka...
Wahai
Tuhanku...
Aku tidak
menuntut-MU dengan banyak permintaan...
Aku hanya ingin
hidup seperti pesawat Televisi..."
Dan suaminya
pun telah selesai membaca lalu berkata :
"Ya Allah,,,sungguh ia anak yang malang. Alangkah buruk orang tuanya…!!!"
Lalu
istrinya pun kembali menangis, selanjutnya berkata :
"Itu
adalah tulisan yang ditulis oleh anak kita.....!!!"
Fairuz
Ahmad.
Bintara, 23 Rajab 1434 H./ 2 Juni 2013 M.
Diterjemahkan dari halaman FP "Rifqan Bil
Qawaariir"