Maha Suci Allah
dengan segala ciptaan-NYA. Tidak ada satupun makhluk-NYA yang diciptakan dengan
sia-sia. Dari apa pun bahannya, dan dengan bentuk apa pun yang dikehendaki-NYA,
serta kelebihan dan kekurangan yang menyertainya. Maka semua makhluk-NYA adalah
hasil kreasi dari Sang Pencipta Yang Maha Agung dan Maha Bijaksana.
Di antara
makhluk Allah yang luar biasa itu adalah wanita. Ya, wanita. Makhluk yang
diciptakan-NYA dari diri seorang pria. Dari tulang rusuknya. Sebagaimana telah
digambarkan-NYA dalam ungkapan yang indah dalam surat An Nisa' ayat pertama, lalu dijelaskan
oleh Rasul-Nya dalam hadits mulianya, bahwa ia berasal dari tulang rusuknya.
Tak seorang pun
yang mengerti agama Islamnya, akan mengatakan bahwa tidak mungkin dari tulang rusuk
Adam Allah ciptakan Hawa. Sebab bila ia tercipta dari tulang rusuknya, pasti satu
tulang rusuknya akan tiada. Dan itu akan menjadi warisan bagi anak cucunya. Sehingga
jumlah tulang rusuk itu akan berbeda antara yang kiri dan kanannya.
Sungguh tak
diragukan lagi, bahwa logika seperti ini pasti lahir dari kurangnya akal dan
tidak bersihnya hati. Maka ia tak sanggup lagi untuk berpikir jernih, karena ia
memperturutkan nafsu hewani. Ia ingin menyalahkan Al Quran yang suci. Dan
menolak hadits Nabi, lalu berteriak penuh nyali, seakan ia paling benar
sendiri:
"wanita
itu diciptakan dari tanah yang di bumi. Sehingga ia setara sebagaimana laki-laki. Hak dan kewajibannya harus sama
rata dipenuhi. Karena tidak boleh ada pria yang mendominasi".
Tapi tahukah
kita semua..? Bahwa Allah sebagai Penciptanya, menyimpan begitu banyak
kelebihan dan keutamaan pada diri seorang wanita..
Bukan karena ia
dari tulang rusuk maka ia menjadi lemah..
Bukan karena ia
dari tulang rusuk maka ia dijajah pria..
Bukan karena ia
dari tulang rusuk maka ia tak memiliki gaya..
Bukan karena ia
dari tulang rusuk maka ia tidak sempurna..
Bukan karena ia
dari tulang rusuk maka ia tak punya karya..
Bukan karena ia
dari tulang rusuk maka ia kehilangan pesona..
Bukan karena ia
dari tulang rusuk maka ia dan pria tak boleh seiring seirama..
Sekali-kali tidak wahai saudara-saudara. Ketahuilah
bahwa itu cuma sekedar propaganda. Sandiwara yang hanya dipaksa-paksa. Demi puaskan
nafsu yang selalu dahaga. Yang sampai kiamat pun senantiasa menyala. Hasil pikiran
para setan durjana. Manusia pria dan wanita yang berpikir
kebarat-baratan dan berbaju kebebasan.
Catatan:
Bila para liberalis
dan feminis berpikir, bahwa tidak mungkin Hawa diciptakan dari tulang rusuk
Adam, karena secara logika, tulang rusuk Adam akan berkurang satu dan nyatanya
kita sekarang hidup sebagai anak turunnya tetap memiliki 12 tulang rusuk, maka
ini adalah logika yang sempit dari akal yang cetek. Apa bedanya dengan logika
bila manusia, dari awalnya sampai akhirnya, berasal dari tanah, maka tanah di
bumi ini pasti berkurang setiap saat dalam setiap penciptaannya. Jadi bila
hanya merujuk pada logika--apalagi logikanya tidak berdasarkan wahyu--maka
segala yang terlihat di luar jangkauan akal pasti akan mereka tolak, minimal
ditakwil. Kalau seperti itu cara
berpikirnya, pasti setiap pom bensin akan ada penjagaan super ketat, minimal
ada tulisan “Jin dilarang masuk, berbahaya..!!!” karena jin berasal dari
api, bisa menyebabkan kebakaran maha dahsyat…..
Sebenarnya
sangat mudah menebak arah pikiran mereka, karena tuhan mereka adalah jargon
“humanis” yang kemudian beranak pinak jadi “feminis”, “liberalis”, “demokratis”
dan masih banyak lagi “is” yang lain. Mereka berpendapat bahwa Islam itu
seharusnya humanis, karena bila tidak maka ia perlu reinterpretasi*.
Jadi bila
mereka melihat kondisi wanita muslimah jaman sekarang yang “teraniaya” oleh
laki-laki muslim dalam hal warisan yang tidak adil padahal ada wanita yang
sibuk bekerja dan suaminya nongkrong doang di rumah(salah satu contoh, masih banyak
contoh2 yang lain), maka hukum warisan itu perlu untuk ditafsirkan lagi dengan
tafsiran yang “baru” yang “humanis”.
Sehingga
kasusnya akan meluas, bahwa ayat al Quran dan Hadits Nabi shallallahu alaihi wa
sallam yang menjelaskan tentang penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam adalah
tidak benar. Karena itu memberikan gambaran bahwa wanita itu lemah, sehingga
memerlukan reinterpretasi, minimal ditakwil dengan makna yang lebih “humanis”.
Inilah bentuk kesalahan mereka, bukannya berusaha merubah kondisi masyarakat
yang tidak sesuai dengan Al Quran malah Al Quran yang dianggap sudah tidak
sesuai lagi.
Mereka sungguh
sangat tidak tahu, atau mungkin pura-pura tidak tahu, bahwa di antara kelebihan
wanita ketika ia diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok adalah, pesonanya
saat ia bengkok….!! Karena wanita bila tidak memiliki bengkokan-bengkokan, maka
ia ibarat tiang listrik atau gedebong pisang. Jadi pesonanya adalah saat ia
berbengkok-bengkok. Daya tariknya adalah saat ia berbengkok-bengkok. Ia akan
memikat laki-laki saat ia berbengkok-bengkok. Laki-laki yang normal akan
mencari wanita yang berbengkok-bengkok. Dan masih banyak lagi kelebihan wanita
yang bengkok. Tanyalah kaum Adam yang normal tentang kelebihan
bengkokan-bengkokan wanita.
Bila dibahas
lebih lanjut tentang darimana Hawa diciptakan, maka para Ulama tafsir semisal
Imam At Thabari, Imam Ibnu Katsir, Imam Al Qurthubi, Imam Asy Syaukani dan yang
lain-lain tetap menyimpulkan bahwa Hawa tercipta dari diri Adam, yaitu tulang
rusuknya. Akan tetapi mereka tetap sepakat bahwa tulang rusuk Adam tercipta
dari tanah, sehingga asal manusia adalah tanah, karena kata “min” dalam bahasa
Arab memiliki lebih dari satu arti. Dalam kamus Al Mu’jamul Wasith saja disebutkan ia memiliki 7 arti. Sebagaimana
ia juga memiliki arti jauh dan arti dekat. Dalam ilmu balaghah dinamakan
“tauriyah”, seperti kisah Nabi shallallahu alaihi wasallam dalam perang badar
saat ditanya seseorang: “kalian dari mana ?, maka Beliau menjawab : “dari air”.
Berkaitan dengan hadits Nabi shallallahu alaihi
wasallam tentang pengungkapan “ضلع”, tidak satupun dari
mereka memberikan arti lain bagi kata tulang rusuk, karena memang tidak perlu
diberikan arti lain, apalagi dalam rangka menghindari penafsiran yang tidak
“humanis”. karena tulang rusuk bukan simbol dominasi pria atas wanita. Lihatlah
sejarah Islam ketika ia memuliakan wanita. Meski di saat yang sama ia
mengungkapkannya sebagai makhluk yang tercipta dari tulang rusuk, tapi ia tetap
memuliakannya.
Sungguh, memuliakan wanita tidak perlu dimulai dengan
mencari tahu dari mana ia diciptakan. Meski ada banyak pelajaran saat
mengetahuinya. Tapi menjadikannya dasar untuk pemikiran liberal bahwa wanita
lebih rendah dari laki-laki adalah tanpa dasar.
Bagian yang hilang dari laki-laki ada pada wanita,
oleh karena itu ada sunnah berpasang-pasangan antara laki-laki dan wanita lewat
pernikahan, sehingga terciptalah kesempurnaan. Bila pria dan pria berpasangan,
atau wanita dan wanita berpasangan, maka itu adalah kekurangan, dan tak akan
ada tempat dalam Islam bagi kaum homo dan lesbian.
Referensi :
- Tafsir Ath Thabari oleh Syeikh Muhammad bin Jarir Ath Thabari Darul Ma’arif
- Al Jami’ Li Ahkaamil Quran oleh Syeikh Muhammad bin Ahmad al Qurthubi Darul Fikr Beirut
- Tafsir Al Quranil ‘Adhim oleh Syeikh Ismail bin Umar bin katsir Al Qurasyi Ad Dimasyqi Dar At Thaybah
- Tafsir Al Baghawi oleh Syeikh Al Husain bin Mas’ud Al Baghawi Dar At Thaybah
- Fathul Qadir Al Jami’ Bainal Fannai Ar Riwayah wad Dirayah oleh Syeikh Muhammad bin Ali bin Muhammad As Syaukani Darul Ma’rifah
- Fathul Bari Syarh Shohih Al Bukhari oleh Syeikh Ahmad bin Ali bin Hajar Al Asqalani Dar Ar Rayyan Li At Turats
- Al Mughni oleh Ibnu Qudamah Dar Ihya At Turats Al Arabi
- Al Mustadrak Ala Shohihain oleh Abu Abdillah Muhammad bin Abdillah Al Hakim An Naisaburi Dar Al Ma’rifah
- Ar Rahiqul Makhtum oleh Shofiyyur Rahman Al Mubarakfury Dar Ihya At Turats Al Arabi
- Al Mu’jamul Wasith oleh Ibrahim Anis
Bukan referensi
:
*Bulletin menyesatkan
“Hikmah Birru” HB-030/jun/2012 tema “Islam Moderat”.
Dari lintasan
pikiran tentang “menikmati bengkokan-bengkokan”
Fairuz Ahmad, 20
Juli 2012
Bekasi
Di tepian pagi
Sembari minum
kopi
Bersama seorang
bidadari bernama henni