Episode 10 : Sedang Istrinya Adalah Hamma..
Di saat waktu isya. Di sebuah masjid di tanah Bintara. Saat itu shalat jama'ah dipimpin oleh seorang imam
baru. Datang dari negeri lain. Tapi ia juga menjadi imam pada saat-saat
tertentu. Di masjid itu. Bacaanya merdu. Namun napasnya tak bisa jauh. Saat itu
ia membaca surat Al Masad. Ayat pertama lancar. Pun ayat kedua juga lancar. Pada
ayat ketiga ia sambung dengan ayat yang keempat. Namun sayang sekali karena
napas tak sampai ia akhirnya berhenti bukan di rest area yang benar. Ia
membaca,
"sayash-laa naaran
dzaata lahabiw wamra-atuhu hammaa..."
Padahal seharusnya ia dilarang berhenti di situ, dan harus membaca
lengkap,
"sayash-laa naaran
dzaata lahabiw wamra-atuhu hammaalatal hathab"
Bila dibaca lengkap maka arti
ayat ketiga dan keempat adalah, "Kelak dia (Abu Lahab) akan
masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula) istrinya, (yaitu) si
pembawa kayu bakar".
Tapi saat ia berhenti di
"hammaa..." maka artinya langsung berubah, "Kelak
dia (Abu Lahab) akan masuk ke dalam api yang bergejolak. Dan (begitu pula)
istrinya, (yaitu) Hammaa"
Sedang istri Abu Lahab
bukanlah Hammaa, tapi Arwa binti Harb bin Umayyah yang biasa dipanggil dengan
Ummu Jamil. Si tukang fitnah yang selalu menyebar fitnah terhadap Nabi shallallahu
alaihi wasallam. Maka Allah menjulukinya dengan Hammaalatul hathab, si pembawa
kayu bakar.
HIKMAH:
Selain napas yang harus
disesuaikan, maka seorang imam harus mengerti di rest area mana seharusnya ia berhenti.
Fairuz Ahmad.
Bintara, 23 Muharram 1435 H./27 Nopember 2013 M.
---bersambung episode 11,,,