Gara-gara Imam Ganti Lagu di Sebuah Masjid di Tanah Bintara.
Hari-hari ini beberapa Imam di sebuah Masjid di tanah Bintara serentak
mengganti lagu bacaan Al-Qur'annya.
Imam pertama menggantinya dari bacaan semangat menjadi bacaan penuh
hikmat, alias lemah gemulai yang kadang berakibat ngantuk. Sedang Imam kedua
pun sama.
Suatu saat yang kedua maju sebagai imam sedang saat itu adalah masa-masa
transisi beliau berganti lagu bacaannya.
Surat
kedua yang beliau baca pun adalah surat
yang sudah sering dibaca. Tapi karena ia baru berganti lagu maka ada sedikit
gangguan teknis pada mesin pengingatnya, jadilah ia lupa sebab biasanya bukan
dengan lagu itu beliau membacanya.
Hikmah:
Sebenarnya yang terjadi dengan para imam shalat itu adalah rasa bosan dengan
lagu bacaannya sendiri karena setiap saat selalu menjadi imam shalat, disamping
surat yang
dibaca pun selalu yang itu-itu saja.
Jadi memang sebaiknya berlapang dada saja dengan merelakan posisi imam
itu bergantian. Kalau imamnya sendiri merasa bosan dengan lagu bacaan yang
itu-itu saja, bagaimana dengan makmumnya yang setiap saat harus meresapi lagu
bacaannya?
Alangkah bijaknya sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu yang
ketika diminta kesanggupannya agar setiap hari ceramah di kaumnya beliau
menolak karena takut jama'ahnya bosan, akhirnya beliau hanya sepekan sekali
datang ceramah.
Jadi memang betul ungkapan "Zur Ghibban Tazdad Hubban",
kunjungilah tempo-tempo niscaya dirimu kian menambah cintanya".
Sebagaimana Abu Tammam sang penyair berkata:
وطول مقام المرء في الحي مخلق # لذيباجتيه فاغترب تتجدد
فإني رأيت الشمس زيدت محبة # علي الناس أن ليست عليهم بسرمد
"Dan diamnya seseorang di
kampungnya itu sangatlah membosankan dengan selalu memakai dua kainnya. Maka
dari itu pergilah niscaya kamu akan menjadi baru"
"Sungguh aku melihat matahari
yang bertambah dicinta oleh manusia, saat ia tidak selalu nampak pada
mereka"
Sungguh mengetahui sifat asli manusia yang diisyaratkan dalam Al-Qur'an,
"Innal insaana khuliqa haluu'a",
"Sungguh manusia itu dicipta dengan sifat keluh kesah"
adalah jauh lebih baik dan bijaksana, agar kehidupan yang banyak warna
ini menjadi harmoni dan penuh cinta.
Fairuz Ahmad.
Bintara,
27 Rajab 1434 H./ 6 Juni 2013 M.
---bersambung episode 4 "Gemuruh Takbir
Jama'ah",,,