Sabtu, 07 Desember 2013

Episode Juha Dari Tanah Bintara [3]

Gara-gara Imam Ganti Lagu di Sebuah Masjid di Tanah Bintara.

Hari-hari ini beberapa Imam di sebuah Masjid di tanah Bintara serentak mengganti lagu bacaan Al-Qur'annya.

Imam pertama menggantinya dari bacaan semangat menjadi bacaan penuh hikmat, alias lemah gemulai yang kadang berakibat ngantuk. Sedang Imam kedua pun sama.

Suatu saat yang kedua maju sebagai imam sedang saat itu adalah masa-masa transisi beliau berganti lagu bacaannya.
Surat kedua yang beliau baca pun adalah surat yang sudah sering dibaca. Tapi karena ia baru berganti lagu maka ada sedikit gangguan teknis pada mesin pengingatnya, jadilah ia lupa sebab biasanya bukan dengan lagu itu beliau membacanya.

Hikmah:

Sebenarnya yang terjadi dengan para imam shalat itu adalah rasa bosan dengan lagu bacaannya sendiri karena setiap saat selalu menjadi imam shalat, disamping surat yang dibaca pun selalu yang itu-itu saja.

Jadi memang sebaiknya berlapang dada saja dengan merelakan posisi imam itu bergantian. Kalau imamnya sendiri merasa bosan dengan lagu bacaan yang itu-itu saja, bagaimana dengan makmumnya yang setiap saat harus meresapi lagu bacaannya?

Alangkah bijaknya sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu anhu yang ketika diminta kesanggupannya agar setiap hari ceramah di kaumnya beliau menolak karena takut jama'ahnya bosan, akhirnya beliau hanya sepekan sekali datang ceramah.

Jadi memang betul ungkapan "Zur Ghibban Tazdad Hubban", kunjungilah tempo-tempo niscaya dirimu kian menambah cintanya".

Sebagaimana Abu Tammam sang penyair berkata:

وطول مقام المرء في الحي مخلق # لذيباجتيه فاغترب تتجدد
فإني رأيت الشمس زيدت محبة # علي الناس أن ليست عليهم بسرمد

"Dan diamnya seseorang di kampungnya itu sangatlah membosankan dengan selalu memakai dua kainnya. Maka dari itu pergilah niscaya kamu akan menjadi baru"
"Sungguh aku melihat matahari yang bertambah dicinta oleh manusia, saat ia tidak selalu nampak pada mereka"

Sungguh mengetahui sifat asli manusia yang diisyaratkan dalam Al-Qur'an,

"Innal insaana khuliqa haluu'a",

"Sungguh manusia itu dicipta dengan sifat keluh kesah"

adalah jauh lebih baik dan bijaksana, agar kehidupan yang banyak warna ini menjadi harmoni dan penuh cinta.

Fairuz Ahmad.
Bintara, 27 Rajab 1434 H./ 6 Juni 2013 M.
---bersambung episode 4 "Gemuruh Takbir Jama'ah",,,
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar