Sabtu, 07 Desember 2013

Episode Juha Dari Tanah Bintara [6]


Episode 6 : Berimanlah..! berimanlah..!

Pada suatu subuh yang dingin di sebuah masjid di tanah Bintara. Seperti biasanya shalat subuh kali itu kebetulan dipimpin oleh imam yang membaca do'a qunut, karena sudah gilirannya sebab di subuh sebelumnya shalat jama'ah dipimpin oleh imam yang tidak membaca qunut. Dan sebagaimana do'a-do'a qunut yang dibaca oleh sang imam, maka para jama'ah yang mengikutinya akan mengucapkan lafal "aamiin". Bila melihat bacaan yang benar, maka lafal tersebut harus dibaca "mad" atau panjang "aa" dan "miin".

Rupa-rupanya ada seorang makmum yang mengucapkannya,


"aamin".."aamin",

panjang pada "aa" namun pendek pada "min". Untungnya sang imam kelihatannya tidak mendengar, atau mungkin mendengar namun tidak tahu artinya. Sebab bila sang imam mendengar dan tahu artinya, bisa jadi ia sangat jengkel alias nggerundel dan selesai shalat mungkin ia akan menegur sang makmum.

HIKMAH:

Memahami makna bacaan dan cara membacanya yang benar adalah hal yang harus diusahakan. Sebab pada episode kali ini sang makmum benar-benar tidak mengerti arti lafal yang ia ucapkan. Bila ia mengucapkannya benar yaitu "aamiin" maka artinya kabulkanlah, yaitu agar Allah mengabulkan do'a yang dibaca oleh imam. Namun bila ia mengucapkannya "aamin" maka artinya adalah berimanlah! Masa imam yang baca do'a disuruh beriman???

Di antara perbedaan pengucapan kata yang bunyinya hampir sama adalah sebagai berikut:

Kabulkanlah (aamiin)
Telah menjadi aman (amin, dari kata amina ya'manu)
Berimanlah atau berilah rasa aman (aamin, dari kata aamana yu'minu)
Orang yang amanah (amiin)

Fairuz Ahmad.
Bintara di tepi pagi, 10 Muharram 1435 H./ Nopember 2013 M.
---bersambung episode 7 "Tiba-tiba Imam "ngetem",,,
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar