Jum'at yang cerah. Seperti biasanya sebuah masjid di tanah Bintara
menyelenggarakan shalat jum'at. Jama'ahnya juga seperti biasanya. Dan khatib
jum'atnya pun yang sudah biasa berkhutbah. Siang itu beliau menyampaikan salah
satu hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang sangat agung, yaitu
tentang tujuh golongan yang mendapat naungan Allah Subhanahu wa Ta'ala pada
hari yang tidak ada naungan selain naungan-NYA.
Setelah sang khatib menyebutkan beberapa golongan, tibalah saatnya
menyebut golongan berikutnya yaitu, seorang lelaki yang diajak berzina oleh
seorang wanita
yang memiliki kedudukan dan kecantikan, lalu lelaki itu berkata,
"aku takut kepada Allah." Sayangnya sang khatib sedikit salah dalam
mengucapkan lafal Arabnya. Ia berkata,
"wa rajulun da'at-hu imra-atun dzaatu manshibin wa jamal…."
Seharusnya beliau membacanya lafal "jamal" dengan memanjangkan
huruf mimnya yaitu "jamaal". Sebab kedua lafal tersebut masing-masing
memiliki arti yang berbeda. Jamaal artinya kecantikan, sedang jamal artinya
unta.
HIKMAH:
Bahasa Arab adalah bahasa unik di dunia, dan salah satu keunikannya
adalah pada pembunyian huruf-hurufnya yang ada aturan harus dibaca panjang dan
pendek. Bila salah memanjangkan atau
memendekkan, bisa jadi ia akan merubah arti.
Bila ada orang berkata,
"nazala 'alainal mathar" maka dijamin orang tersebut masih dalam
keadaan sehat wal 'afiyat. Namun bila ia berkata, "nazala 'alainal
mathaar" maka wallahu A'lam akan nasibnya. Yang pertama artinya "kami
ketiban hujan", sedang yang kedua "kami ketiban bandara".
Fairuz Ahmad.
Bintara di tepi pagi, 13
Muharram 1435 H./17 Nopember 2013 M.
---bersambung episode 9 "Mogok Akibat Ralat",,,