Cerita-cerita bernyawa dari sebuah Masjid di tanah Bintara
Suatu
hari saat musim kompetisi piala Eropa yang selalu digelar dini hari, seorang
imam masjid di sebuah masjid di tanah Bintara mengimami shalat subuh
sebagaimana biasa. Dan pada raka'at kedua ia membaca surat Al-Qadr. Pada ayat
kedua ia membaca,
"lailatul
qadri khairum min alfi sahr",
dengan
membunyikan huruf sin kecil dimana seharusnya ia mengucapkannya dengan sin
besar yang ada tiga titik.
Selesai
shalat saya berterima kasih dalam hati kepada sang imam shalat, karena ia telah
mengingatkan jama'ah agar jangan begadang. Sebab "sahr" kalau dibaca
dengan sin kecil maka artinya adalah
"mele'an" alias begadang, jadi
arti ayat adalah "malam lailatul qadar itu lebih baik dari pada seribu
mele'an"
Hikmah:
Pentingnya
kita mengetahui makhraj huruf Arab agar tidak menimbulkan salah arti.
-----------
Baru-baru
ini sebuah masjid di tanah Bintara itu membeli Petunjuk Waktu Shalat Digital
yang di antara fungsinya adalah mengatur secara otomatis jarak waktu azan dan
iqamah agar lebih tertib. Rupanya sudah lama juga beberapa jama'ah menginginkan
alat tersebut. Dan pada saat hari pertama pembelian alat itu, diaturlah jarak
waktu antara azan dan iqamah sekitar 8 menit.
Di
saat masuk waktu shalat isya, maka aktivitas azan tidak ada masalah. Sang imam
sudah selesai shalat dua raka'at. Beberapa jama'ah yang sudah ingin tertib
dalam shalat terlihat santai dan menikmati sedikit waktu untuk berzikir.
Tiba-tiba sang imam berkata: "qomat..!
Sang
mu'azin menjawab: "sebentar Ustadz, waktunya belum habis.."
Imam:
QOMAT !!!!
Maka
terpaksalah shalat diiqamahkan sedang waktu belum habis. Ternyata sebelum
memulai takbiratul ihram, sang imam balik badan ke jama'ah dan berkata :
"kalau sudah waktunya qomat ya qomat ngga usah nunggu-nunggu lagi. Kalau
saya tidak bisa begitu".
Hikmah:
Ada
yang tahu hikmahnya? Bila belum tahu, silakan mengetahuinya di sini:
---------------
Pada
suatu Jum'at, sebuah masjid di tanah Bintara seperti biasanya melaksanakan
shalat jum'at berjama'ah. Semua petugas jum'at sudah diumumkan dan semuanya
ada.
Tiba
giliran petugas bilal memulai azan pertamanya, lantas berdiri untuk mengambil
mic. Baru selesai mengucap Allahu Akbar tiba-tiba jatuh tersungkur. Rupanya
dari pagi belum ada satu makanan pun yang ia makan.
Hikmah:
Sarapan
dulu sebelum memulai aktivitas, meskipun sekedar azan.
-----------------
Di
suatu subuh yang penuh kenangan di sebuah masjid di tanah Bintara. Imam yang
sudah uzur tetap memaksakan diri untuk menjadi imam. Pada raka'at pertama
sukses tanpa ada masalah. Tibalah raka'at kedua. Ternyata sukses juga sampai
duduk untuk tasyahud.
Tiba-tiba
sebelum ia mengucap salam ternyata sudah memimpin do'a bersama. Oh, ternyata
saat itu ia lupa karena sudah uzur usianya. Jadilah shalat subuh pertama kali
di dunia yang dilaksanakan tanpa salam perpisahan.
Hikmah:
Usia
uzur biasanya menyebabkan kepikunan, jadi sudah tidak layak menjadi imam
shalat.
-------------------------
Dalam
shalat subuh yang seperti biasanya dilaknakan di sebuah masjid di tanah Bintara,
imam selalu membaca do'a qunut dengan do'a-do'a yang sudah biasanya
dilantunkan. Namun pada potongan do'a yang sudah sangat dihafalnya itu, sang
imam berkata:
"waqinaa
birahmatika sarra maa qadhait".
Ia membacanya dengan sin kecil yang
seharusnya sin besar pakai titik tiga.
Bila dibaca benar maka arti
"syarro" adalah keburukan, dan arti do'a adalah "dan lindungilah
kami –dengan rahmat-MU- dari keburukan apa-apa yang telah Engkau tetapkan".
Bila dibaca sin kecil yaitu "sarro"
maka artinya bisa "kesenangan", sehingga arti do'anya adalah :
"dan lindungilah kami dari kesenangan.....". oh, alangkah malangnya hidup kita bila kita
dijauhkan dari kesenangan.
Atau
bisa juga "sarro" berarti "merasakan sakit pada bagian
pusar", ya sedikit lebih baik dari pada kesalahan pertama.
Hikmah:
pentingnya
kita mengetahui makhraj huruf Arab agar tidak menimbulkan salah arti.
-------------------
Di
suatu maghrib yang masih diselimuti senja-senja merah, tepatnya di sebuah
masjid di tanah Bintara. Ada seorang anak usia SMA yang mengumandangkan azan.
Anak tersebut memang kadang-kadang azan di masjid itu.
Saat
ia sudah sampai kalimat "hayya alal falah" dan akan diulang sekali
lagi, tiba-tiba ia mengucap "asyhadu anna Muhammadar Rasulullah...".
selanjutnya berhenti beberapa saat dan langsung mengucap "laa ilaha illa
Allah..."
Ketika
selesai azan dan ditanya kenapa, ia menjawab: "tadi saya ngelamun"
Hikmah:
Ngelamun
pangkal kekeliruan.
------------------
Di
suatu shalat isya dengan suasana yang masih penuh semangat menunaikan shalat,
majulah seorang imam yang lain. Biasanya tidak ada masalah dengan shalat maupun
bacaan suratnya sang imam.
Namun
pada saat ia membaca surat Al-A'la, ia sedikit mengalami gangguan teknis pada
mesin ingatannya, lalu berhenti sejenak kemudian ia lanjutkan dengan PD-nya. Ternyata
yang ia lanjutkan adalah surat lain yang memang ada ayatnya yang sedikit mirip
dengan ayat di surat Al-A'la. Walhamdulillah penumpang selamat sampai tujuan.
Hikmah:
Kita
perlu memeriksa mesin ingatan kita secara periodik agar tidak mengalami
gangguan saat digunakan.
Bersambung,
selama masjid, bahan cerita dan tukang ceritanya masih ada.....
Fairuz
Ahmad.
Bintara,
tempat dimana sebuah masjid itu berada, 11 Mei 2013, 13:03:21